-->








Pro Kontra Rencana Penghapusan Ujian Nasional

19 Desember, 2019, 15.37 WIB Last Updated 2019-12-19T08:37:12Z
MENGENAI ujian nasional (UN), Menteri Pendidkan dan Kebudayaan Nadiem Makarim berbeda pandangan dengan Wakil Presiden RI ke-10 dan ke -12, Jusuf Kalla (JK). Nadiem ingin menghapus UN, namun JK tak setuju.

Nah bagaimana dengan pendapat kita? Pro-kontra ini berlangsung sejak Nadiem mulai berbicara lebih pasti perihal penghapusan UN. Namun Jusuf Kalla menentang rencana penghapusan UN tersebut. Meski UN banyak dikeluhkan oleh orang tua dan guru karena memberatkan siswa. Namun menurut JK, UN mendorong anak belajar dan berusaha keras. Kerja keras adalah syarat kemajuan negara.

Menurut penulis, lebih setuju dengan apa yang disampaikan oleh Pak JK. Karena UN itu merupakan salah satu bentuk dari cara mengevaluasi kemampuan dari siswa selama ia berada dalam jenjang pendidikan. 

Nah jika UN itu sendiri dihapuskan lantas dari mana kita akan mengetahui tingkat kemampuan dan pemahaman dari siswa tersebut. Bagaimana kita akan mengetahui siapa yang bersungguh-sungguh dalam melakukan dan menekuni proses pembelajaran tersebut. 

Adapun alasan yang lainnya adalah seperti yang dikatakan oleh Pak JK di atas yaitu UN dapat mendorong anak belajar dan berusaha keras. Karena seperti yang kita ketahui bersama anak zaman sekarang minat belajarnya sudah semakin merosot dan membutuhkan dorongan dalam hal melakukan proses belajar. 

Jadi, UN dapat mendorong anak untuk belajar karena pastinya setiap anak ingin lulus dari sekolah tersebut agar dapat melanjutkan ke jenjang berikutnya. Maka tanpa disadari anak tersebut akan berusaha untuk belajar sebaik mungkin agar mendapatkan hasil yang baik pula. 

Jika UN itu sendiri dihapuskan maka semangat belajar siswa juga pasti akan menurun karena tidak ada pemicu untuk mereka bersaing dalam hal pendidikan. Dan mereka juga pasti akan tidak puas dengan kelulusan mereka karena tidak adanya hasil dari lulus atau ketidaklulusan mereka sehingga mereka tidak bisa mengetahui bagaimana kelemahan dan kekurangan mereka serta tidak dapat mengevaluasi diri.

Penulis: Lisa Fitria (Mahasiswi Fakultas Ilmu Politik dan Administrasi Negara UIN Ar-Raniry Banda Aceh)
Komentar

Tampilkan

Terkini