-->








Nekat 'Minta Jatah Istri' yang Positif Corona, Suami Dievakuasi Tim Medis

05 Mei, 2020, 12.36 WIB Last Updated 2020-05-05T05:36:08Z
LINTAS ATJEH | PASURUAN - Seorang pria asal Kecamatan Beji, Pasuruan, Jawa Timur, harus menjalani rapid test lantaran telah kontak inti dengan sang istri yang ternyata positif Covid-19.

Camat Beji Taufiqul Ghony bersama Forpimka dan Gugus Tugas Covid-19, mengatakan pihaknya memeriksa kesehatan pria telah dievakuasi pada Minggu (3/5/2020) malam di Gempol.

"Kami tes. InsyaAllah hasilnya akan keluar dalam beberapa jam lagi. Tadi, yang bersangkutan sudah kami lakukan rapid test," kata Camat Beji.

Dia menjelaskan, dalam pemeriksaan rapid test kali ini, ada 10 orang yang sebelumnya juga kontak dengan perempuan yang positif Covid-19 dan lari dari rumah sakit di Surabaya.

"Sepuluh orang, di dalamnya ada suami siri perempuan yang sudah dibawa kembali ke Surabaya setelah sempat melarikan diri. Lainnya keluarga dan kerabat yang bersangkutan," jelas dia.

Klarifikasi RS Dr Soetomo

Sebelumnya, RSUD Dr Soetomo Surabaya mengklarifikasi kabar soal kaburnya pasien perempuan usia (56) yang kabur setelah mengetahui terpapar Covid-19 atau virus corona.

Kepala Humas RSUD Dr Soetomo Surabaya Dokter Pesta Manurung mengatakan, pasien tersebut sebelumnya tidak mengetahui bahwa memiliki hasil positif Covid-19 versi tes Swab PCR.

"Jadi saya luruskan itu tidak kabur, melainkan sebelumya ikut test (Swab) tapi belum mengetahui hasilnya. Lah Sabtu-Minggu dia tidak ada tugas, ya di rumah (libur) dong, jadi bukan hilang atau lari," jawab Pasta Manurung saat dihubungi Surya.co.id, Senin (4/5/2020).

Mengenai latar belakang, Pesta membeberkan, bahwa pasien tersebut bukanlah perawat yang sehari-harinya kontak langsung dengan pasien virus corona.

"Pertama pasien itu tidak kabur, kedua bukan perawat. Jadi dia itu tenaga pembantu perawat yang tugasnya nganter makan, nganter surat-surat, ya seperti asisten pembantu," ucap Pasta.

Sementara kabar larinya perawat tersebut ke Beji, Pasuruan, Pesta juga mengklarifikasi bahwa yang bersangkutan memang sehari-harinya tinggal di sana (Beji).

"Orang itu memang beralamat di Gedangan, Sidoarjo tapi karena di Gedangan tidak punya kerabat jadi dia bertempat tinggal di Bangil," jelas Pasta.

Pesta menambahkan, karena ramainya pemberitaan di media sosial (Medsos), pasien tersebut sempat mendatangi Rumah Sakit Maiseto yang berlokasi di Bangil, Pasuruan.

"Jadi dia baru tau dikabarkan virus corona, ya karena ada media sosial itu. Baru mandiri ke Rumah Sakit Maiseto, Bangil," ungkapnya.

Pesta memastikan, kini asisten perawat tersebut sudah menjalani perawatan di RSUD dr Soetomo. Dari hasil tracing, pihaknya menduga bisa terpapar karena setiap hari pulang-pergi Bangil ke tempat bekerja dengan menggunakan angkutan umum.

"Kemungkinan sehari-hari kan dia pulang pergi Bangil, itu dia naik kendaraan elf atau bison, dugaan kami gitu. Karena di rumah sakit dia tidak kontak dengan pasien dan tempat pelayanan dia juga tidak melayani pasien Covid," kata dia.

Saat disinggung apakah di rumah sakit juga merawat suami sirinya, Pesta mengaku tidak mengetahui hal itu.

"Saya gak tahu kalau untuk suaminya," jawab dia.

Pesta menambahkan, di RSUD dr Soetomo telah menyediakan fasilitas rapid tes bagi seluruh karyawan. Hal itu dilakukan, untuk memastikan para kesehatan karyawan.

"Semua pegawai di rapid, meskipun tidak ada kontak langsung pasien Corona. Ini karena kan pekerja kami banyak yang tinggalnya juga di luar Surabaya ya," pungkas Pasta.[Tribun Jambi]
Komentar

Tampilkan

Terkini