-->








Ekonomi Menjepit, Rakyat Menjerit, Corona Masih Menghimpit

14 Juni, 2020, 23.26 WIB Last Updated 2020-06-14T16:26:22Z
DAMPAK dari Corona Virus Desease-2019 (Covid-2019) bukan saja mengancam nyawa dan kesehatan manusia juga mengancam stabilitas perekonomian dunia. Berbicara masalah perekonomian dunia, indonesia salah satu negara yang mengalami dampak perekonomian yang tidak stabil bahkan bisa dibilang memburuk akibat dari Covid-19 ini. 

Perekonomian Indonesia sebelum covid-19 ini ada, banyak masyarakat yang masih mengalami keterpurukan masalah ekonomi. Yang terkadang untuk kebutuhan sehari-hari saja masyarakat banyak yang masih harus banting tulang untuk mencari sesuap nasi untuk anak dan istri. Ditambah lagi setelah corona virus menyelimuti bumi pertiwi banyak masyarakat yang kekurangan ekonomi karena kebijakan pemerintah mengenai penanganan Covid-19 ini agar tidak menyebar luas yaitu mengurangi semua aktivitas dan dilakukan di rumah mulai dari belajar, kuliah, bekerja dan melakukan aktivitas umum lainnya.

Kebijakan ini memang bertujuan untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 yang sudah banyak memakan korban, tetapi kebijakan ini perlu memperhatikan perekonomian rakyat menengah ke bawah. Dalam kenyataannya saja untuk bekerja di luar rumah, banyak masyarakat indonesia menjerit untuk mencari sesuap nasi, bagaimana dengan keadaan sekarang yang semakin membuat rakyat menjerit karena semua pekerjaan di tutup sampai corona ini hilang.

Dalam waktu dekat ini pemerintah juga mengeluarkan kebijakan untuk melakukan “New Normal” kebijakan ini adalah kebijakan dimana mulainya aktivitas seperti bekerja, dan melakukan aktivitas umum lainnya bisa dilakukan sebagaimana biasanya tetapi mematuhi protokol kesehatan yaitu dengan sering cuci tangan, memakai masker, dan social distancing. Bukan hanya itu untuk kenyaman juga diharapkan untuk memakai hand sanitizer setelah memegang atau memakai sesuatu yang bersifat umum.

Jika dilihat dari jumlah pertambahan kasus positif Covid-19 di Indonesia semakin hari semakin bertambah bahkan mencapai 35 ribu lebih orang yang positif. Jika melihat dari jumlah tersebut Indonesia seolah-olah belum siap untuk menghadapi “New Normal”. Kenapa? Karena dalam kondisi PSBB saja pertambahan kasus positif di Indonesia semakin banyak, bagaimana jika melakukan kehidupan dengan normal baru.

Kebijakan tersebut satu sisi memang dibutuhkan untuk kesetabilan kehidupan terutama perekonomian yang semakin menghimpit. Tapi bagaimana dengan masyarakat, masyarkat indonesia salah satu masyarakat yang kurang akan kesadaran peraturan terutama dalam aturan memakai masker. Untuk aturan ketat saja masih banyak kita lihat pelanggaran dalam memakai masker bagaimana dengan new normal? Apakah rakyat makin menyepelekan protokol kesehatan atau semakin mematuhi akan pentingnya aturan tersebut? Jawabannya hanya bisa terjawab dengan melihat beberapa hari setelah kebijakan “New Normal” diberlakukan di Indonesia.

Penulis: Masmi (Mahasiswi Hukum Tata Negara, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Ar-Raniry Banda Aceh).
Komentar

Tampilkan

Terkini