-->








Literasi Informasi dalam Konteks Pemuda Untuk Membangun Bangsa

31 Juli, 2020, 09.25 WIB Last Updated 2020-07-31T02:25:20Z
INDONESIA
dan pemuda bagaikan dua keping mata uang yang tak bisa terpisahkan. Mengapa demikian? Karena kemerdekaan bangsa Indonesia tidak bisa terelakkan dari peran pemuda di dalamnya, sebut saja Sukarni, Chaerul Saleh, A.M. Hanafi, dan beberapa tokoh pemuda revolusioner lainnya yang berperan aktif mendorong terwujudnya proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945. Tentu hal ini menunjukkan betapa pentingnya peran pemuda dalam membangun peradaban bangsa.  

Hidup di era Globalisasi, menuntut setiap manusia untuk lebih selektif dalam menentukan pilihan, perkembangan di berbagai bidang seperti industri, ekonomi bahkan teknologi semakin hari semakin meningkat sehingga memicu dan memacu kita khususnya kaum pemuda untuk lebih cermat dalam mengamati, mengevaluasi serta mengakses informasi yang mencakup keseluruhan bidang tersebut, yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan Literasi Informasi (information literacy).

Literasi Informasi itu sendiri menurut American library Association (ALA) adalah “a set of abilities requiring individuals to recognize when information is needed and have the ability to locate, evaluate, and use effective needed information”. Yang artinya kemampuan seseorang untuk mengidentifikasi informasi yang dibutuhkannya, mengakses dan menemukan informasi, mengevaluasi serta menggunakan informasi tersebut secara efektif dan etis.

Kemampuan literasi informasi ini memiliki peranan yang sangat strategis dalam meningkatkan kemampuan seseorang untuk menjadi manusia terpelajar. Semakin terampil dalam mencari dan menggunakan informasi, maka semakin terbukalah kesempatan seseorang menjadi pribadi yang mampu mengatasi suatu permasalahan dengan cara yang bijak dan cermat.

Kesadaran akan pentingnya kesatuan dan persatuan perlahan mulai memudar, terutama di era Globalisasi seperti saat ini. Sebuah era dimana tidak adanya kesetaraan dan kepercayaan, sebuah era yang penuh dengan korupsi dan kriminalisasi, rasa Nasionalisme mulai sirna karena manusia lebih mengedepankan keegoisan semata, keragaman dan perbedaan menjadi sumber perpecahan, saling menghujat, saling menghina sampai menistakan sebuah agama menjadi rutinitas yang kita temui setiap harinya. Tidak cuma itu saja, kebanyakan dari masyarakat juga masih sangat mudah terprovokasi karena langsung menjadikan setiap berita dan isu-isu yang ada di berbagai media sebagai fakta tanpa menganalisanya terlebih dahulu.

Intimidasi pelajar Papua di Surabaya menjadi salah satu bukti nyatanya, pembodohan publik yang didasari atas berita palsu tersebut sangat mempengaruhi stabilitas Negara, bahkan hampir memecah belah kesatuan bangsa terutama di wilayah timur Indonesia. Sebuah kejadian yang sangat pahit untuk diterima mengingat dasar Negara Indonesia yaitu Pancasila sangat menjunjung tinggi kesatuan di tengah-tengah perbedaan dan keragaman yang berjalan setiap waktunya.

Dari fakta-fakta tersebut menunjukkan bahwa kesadaran akan pentingnya Literasi Informasi sangat diperlukan pada saat ini, terutama bagi kaum pemuda sebagai sosok harapan bangsa yang mendominasi dunia teknologi dan informasi, Lalu terlintas sebuah pertanyaan, bagaimana caranya untuk menumbuhkan kesadaran tersebut?

Penyuluhan akan pentingnya Literasi Informasi itu sendiri sangat penting untuk dilakukan karena dengan ini maka akan membuka wawasan dan kesadaran bagi para pemuda akan pentingnya peran mereka, selain itu penanaman karakter juga sangat perlu untuk dilakukan sehingga mampu meminimalisir terciptanya perpecahan dikalangan masyarakat. 

Oleh karena itu apabila semua ini direalisasikan dengan baik, maka akan membuka peluang untuk terjadinya sebuah perubahan, karena perubahan hanya akan dimulai dari kesadaran anak bangsa sendiri bukan dari bangsa lain sehingga keinginan untuk menjadikan Indonesia sebagai Negara yang maju bukan hanya sekedar angan-angan namun bisa menjadi sebuah kenyataan. 

Penulis: Muhammad Fiqram (Mahasiswa Ilmu Hukum Fakultas Syariah dan Hukum UIN Ar -Raniry Banda  Aceh)
Komentar

Tampilkan

Terkini