-->








Mantul! Paving Block dari Sampah Plastik Produksi DLH Aceh Tamiang Mulai Dilirik Peminat

28 September, 2020, 10.16 WIB Last Updated 2020-09-28T03:18:31Z


LINTAS ATJEH | ACEH TAMIANG - Paving block dari limbah plastik yang diproduksi oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Aceh Tamiang mulai dilirik peminat.


Saat ditemui LintasAtjeh.com, di TPA Kampung Durian, Kecamatan Rantau, Minggu (27/09/2020), Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Aceh Tamiang, Sayed Mahdi, SP, M.Si, MMA, membenarkan hal tersebut.

Sayed Mahdi menceritakan bahwa baru-baru  ini dirinya ditemui secara khusus oleh pihak Balai Sarana Permukiman Wilayah Aceh Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR.

Lanjutnya lagi, dalam pertemuan yang berlangsung di Langsa saat itu, pihak Balai mengapresiasi DLH Aceh Tamiang karena telah menanggulangi persoalan sampah plastik dengan metode inovatif.

Bahkan, terang Sayed Mahdi, pihak Balai menyampaikan ketertarikannya membantu DLH Aceh Tamiang untuk memasarkan produk paving block berbahan 100 persen sampah plastik tersebut.

"Sebagai bentuk apresiasi, mereka bersedia membantu memasarkan paving block yang sedang kami produksi bersama Bank Sampah," tutur Sayed Mahdi.

Ia menambahkan, dukungan dari pihak Balai Sarana Permukiman Wilayah Aceh Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR akan menjadi motivasi bagi DLH Aceh Tamiang untuk terus melakukan inovasi dalam mengatasi sampah.

Menurutnya, persoalan sampah plastik menjadi persoalan hampir di semua wilayah, bahkan telah menjadi isu dunia, dan sampai saat ini masih terus dilakukan cara penanggulangan yang tepat.

Namun, Sayed Mahdi mengungkapkan, produksi paving block yang mereka lakukan saat ini masih sebatas uji coba. 

Dari beberapa kali simulasi, ungkapnya lagi, pihaknya membutuhkan alat yang bisa bekerja lebih cepat untuk mendukung produksi massal.

Persoalan sampah plastik ini diakuinya telah menjadi isu dunia, dan sampai saat ini masih terus dilakukan cara penanggulangan yang tepat.

Namun Sayed mengungkapkan produksi paving block yang mereka lakukan masih sebatas uji coba.

Dari beberapa kali simulasi, Sayed mengungkapkan pihaknya membutuhkan alat yang bisa bekerja lebih cepat untuk mendukung produksi massal.

Saat ini proses pembuatan paving block yang dilakukan di TPA Kampung Durian, Kecamatan Rantau, Aceh Tamiang masih manual.

Plastik-plastik yang telah dipilah oleh petugas dimasukkan ke dalam dandang, lalu dipanaskan menggunakan kompor gas hingga mencair sempurna, lalu sekitar 30 menit kemudian cairan plastik ini dialirkan ke dalam alat cetak (molding) yang juga didesain secara manual.

"Setelah itu dipress dua sampai tiga menit agar menjadi padat dan lalu didinginkan dalam air sekitar 20-30 menit," beber Sayed Mahdi seraya mengatakan, satu buah paving block membutuhkan satu kilogram sampah plastik.

Kata Sayed Mahdi, berdasarkan literatur yang ditelusurinya, paving block plastik ini mempunyai daya tahan dua kali lipat dari paving block biasa. 

"Untuk menghasilkan paving block yang semakin baik dan berkualitas, ke depan kami akan terus berinovasi, termasuk kemungkinan penambahan peralatan yang lebih baik dan tidak manual lagi," jelas Sayed Mahdi.

"Saat ini petugas DLH Aceh Tamiang bersama Bank Sampah mengandalkan lima dandang dan kompor gas untuk memproduksi paving block plastik ini. Kita berharap ke depan mereka dapat dibekali alat pencacah sampah agar proses produksi bisa semakin cepat," pungkasnya. [ZF]

Komentar

Tampilkan

Terkini