-->








Hand Sanitizer Ramah Lingkungan Buatan Mahasiswa KKN Unimal K 401

20 November, 2020, 18.21 WIB Last Updated 2020-11-20T14:16:11Z

 
LINTAS ATJEH | ACEH UTARA - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Covid-19 Kelompok 401 Universitas Malikussaleh memanfaatkan daun sirih sebagai bahan untuk membuat hand sanitizer alami, Kamis (19/11/2020), di Desa Reuleut Timu, Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara.
 
Kelompok KKN 401 ini terdiri dari tujuh orang mahasiswa yang diketuai oleh Muhammad Ridwan dari Prodi Teknik Sipil, dan anggotanya T. Rangga Restu dari Prodi Teknik Sipil, Rifna Safira dari Prodi Pendidikan Fisika, Nailatul Amalia, Ulfa Mahera dari Prodi Pendidikan Matematika, serta Al Maidah dan Desmira Anisa dari Prodi Akuakultur. Sedangkan Dosen Pembimbing Lapangan Kelompok ini adalah Zulfadli, S.H., M.Si. 
 
Anggota Kelompok KKN 401, Desmira Anisa mengatakan daun sirih yang digunakan tersebut diperoleh dari kebun masyarakat di desa setempat. Selain untuk menghemat biaya, pembuatan hand sanitizer menggunakan daun sirih sangat mudah dan ramah lingkungan. Daun sirih yang mempunyai fungsi sebagai antiseptik alami dipercaya bisa menangkal kuman dan bakteri dan aman digunakan untuk sehari-hari.

Pembuatan hand sanitizer ini dimulai dengan membersihkan daun sirih kemudian dipotong kecil-kecil dan direbus, lalu rebusan daun sirih ini di saring dan dicampur dengan bahan-bahan yang lain seperti, lidah buaya yang baik untuk kulit dan perasan jeruk nipis agar ph pada air rebusan daun sirih tetap rendah.


“Untuk pembuatan tahap pertama ini kami menghasilkan 30 puluh botol hand sanitizer. Insya Allah kami akan mengajak remaja desa ini untuk berpartisipasi dalam pembuatan hand sanitizer di tahap selanjutnya agar remaja atau masyarakat desa ini dapat membuat hand sanitizer untuk keperluannya sendiri,” katanya.

 
"Keunggulan hand sanitizer dari bahan alami ini tidak membuat iritasi tangan dan kulit, namun karena dibuat dari bahan alami dan tidak ditambahkan pengawet. Hand sanitizer ini juga memiliki kekurangan yaitu hanya bisa tahan dua minggu sampai satu bulan, karena itu penggunaannya harus segera habis," tegas tambah Desmira.[*/Red]
Komentar

Tampilkan

Terkini