-->








Mahasiswa KKN BK Malikussaleh Kelompok 154 Buat Sejumlah Program di Desa Terpencil

19 November, 2020, 19.18 WIB Last Updated 2020-11-19T12:29:57Z

LINTAS ATJEH | SULAWESI TENGAH - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Balik Kampung (KKN - BK) Perorangan  Universitas Malikussaleh dengan kode P-154 melaksanakan beberapa program KKN dengan menyesuaikan Kebutuhan masyarakat Dsa Soi, Sulawesi Tengah.


Adapun programnya adalah pembangunan 5 unit ruang belajar, pembelajaran skill dasar pertukangan, pembelajaran tentang perancangan Dan design bangunan sederhana tingkat dasar, pembelajaran tentang cara menghitung dan membuat rencana anggaran biaya bangunan, Juga sosialisasi Covid-19.


Desa Soi, terletak di puncak Gunung Gawalise dengan ketinggian 2023 mdpl, dari kota Palu untuk sampai ke desa soi yg berada di puncak dibutuhkan waktu 3 jam dengan kondisi kering namun bila Ada hujan waktu yg dibutuhkan 5.30 sampai 6 jam perjalanan, jalur yang harus dilewati adalah tanjakan terjal dengan lebar ruas jalan 1.5 meter tanah berbatuan dan harus melewati sumber mata air atau aliran sungai kecil.


Sampai saat ini, desa Soi tidak terjangkau jaringan apapun dan belum ada tersentuh aliran listrik sejak dahulu, sama seperti desa desa terpencil di pelosok lain nya, penerangan hanya dimiliki beberapa rumah yang sanggup membeli solar cell mini yang hanya bertahan 3 jam saja.


Kuliah Kerja Nyata Balik Kampung (KKN BK) Perorangan dengan kode P-154 adalah Jimmy Mulya Salim yang merupakan mahasiswa pada prodi Ekonomi dan Bisnis jurusan Akuntansi Universitas Malikussaleh dengan Sofyan Jafar S.H.,M.H. sebagai Dosen Pembimbing Lapangan (DPL).


Jimmy mengatakan bahwa program yang dijalankan ini adalah merupakan program yang disuaikan dengan Kebutuhan masyarakat desa sesuai jenjangnya. Sebab disini banyak yang putus sekolah karena disebabkan sulitnya akses ke sekolah terdeka berjarak 14 km menyusuri hutan Gawalise.


"Berbagai faktor membuat banyak masyarakat putus sekolah  dan banyak yang tidak memiliki skill yg bisa di jadikan ke ahlian maka dengan adanya ruang belajar ini bisa membuat masyarakat setempat melanjutkan pendidikan dan pengembangan diri, nantinya akan digunakan untuk anak tingkat SD dan SMA serta tempat belajar Paket A, paket B dan Paket C," katanya.

Untuk biaya program ini di dapatkan melalui donasi oleh pendonor dengan mengirim proposal kepada 9 pendonor.


Beberapa diantaranya adalah Muhammad J. Wartabone yang merupakan keturunan Raja Bone generasi ke 6 Dan ketua DPD Kukmi Sulawesi Tengah, Moch. Amin Badawi.


"Konsep pembangunannya adalah dengan cara community development atau biasa disebut juga dengan pemberdayaan masyarakat desa yang bersama-sama mengerjakan," pungkasnya.[*/Red]

Komentar

Tampilkan

Terkini