-->








Masyarakat Merana, Elit Politik Sibuk Mainkan Isu Bendera

14 Agustus, 2021, 13.53 WIB Last Updated 2021-08-14T10:53:11Z

LINTAS ATJEH | ACEH TIMUR - Untuk merawat dan memelihara perdamaian, para elit politik semestinya berpikir bagaimana caranya meningkatkan ekonomi rakyat sehingga mampu mengentaskan kemiskinan di Aceh, bukan selalu menebar isu pengesahan bendera.

Demikian disampaikan Zulfahmi yang akrab disapa Tumi, Ketua Jaringan Anak Syuhada Aceh (JASA) Aceh Timur kepada LintasAtjeh.come, Sabtu (14/08/2021), di Idi Rayeuk, Kabupaten Aceh Timur.


"Pemerintah Pusat menggelontorkan dana Otonomi Khusus (Otsus) yang cukup besar untuk Aceh dari tahun 2008 hingga sekarang ini, salah satunya bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan masyarakat Aceh. Hal itu tertuang dalam Undang-Undang Pemerintah Aceh (UUPA) pasal 183 ayat 1," ungkap Tumi.


"Namun dalam merealisasikan dana Otsus tersebut sangat lemah pengelolaan. Padahal dana Otsus tersebut dipakai untuk mengejar ketertinggalan daerah dari berbagai aspek, terutama guna mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan ekonomi masyarakat. Tapi dana itu tidak mampu dikelola dengan baik dan terkesan hanya dinikmati elit politik saja," imbuhnya.


Menurutnya, untuk menutupi kelemahan dalam pengelolaan dana-dana besar yang diberikan Pemerintah Pusat tersebut, para elit politik setiap tahunnya terkesan sengaja berkicau tentang perjuangan pengesahan bendera Aceh kepada masyarakat. Padahal timbulnya konflik di masyarakat disebabkan oleh faktor ekonomi, sosial dan pendidikan.


TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA LINTASATJEH.COM


"Masyarakat Aceh butuh kesejahteraan, jadi berhentilah mengembuskan isu bendera. Damai itu indah, jangan ciptaan kegaduhan kembali di Bumi Serambi Mekkah ini," tegas Tumi.

Semestinya para elit politik peka terhadap persoalan yang kini dirasakan masyarakat Aceh. kami membutuhkan pekerjaan sehingga dapat memenuhi kebutuhan keluarga.


Dimasa pandemi Covid19 ini, sambung Tumi, masyarakat Aceh merasakan kesulitan ekonomi akibat diberlakukannya PPKM. Semestinya persoalan itu yang dibahas oleh para anggota dewan terhormat tersebut, jangan asyik membual tentang bendara.


"Cobalah lihat dan pikirkan kehidupan ekonomi para janda dan anak-anak yatim korban konflik dalam menghadapi pandemi Covid19 saat ini. Jangan hanya bersuara seperti tong kosong nyaring bunyinya," ungkapnya.


"Sekali lagi kami tegaskan bahwa masyarakat Aceh butuh kesejahteraan bukan bendera. Jangan hanya mengembuskan isu bendera, karena bisa membuat retak jantung kami," tandas Ketua JASA Aceh Timur, Zulfahmi.[Sm]

Komentar

Tampilkan

Terkini