-->








Biografi Syaikh Abdurrauf As-Singkili

08 September, 2021, 21.16 WIB Last Updated 2021-09-08T14:16:02Z
Ist
SYAIKH ABDURRAUF AS-SINGKILI atau dikenal dengan sebutan Tengku Syiah Kuala merupakan seorang ulama sekaligus intelektual terkemuka di Aceh pada abad 17 Masehi. Nama lengkapnya adalah Abdurrauf bin Ali Al-Jawi al-Fansuri As-Singkili. Julukan Syiah Kuala atau Teungku di kuala adalah sebagai nisbah kepada tempatnya mengajar, yang kemudian menjadi tempat pemakamannya di Kelurahan Deah Raya, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh. 

Syaikh Abdurrauf lahir di sebuah desa bernama Suro di Aceh Singkil. Tentang tahun kelahirannya tidak diketahui secara pasti namun suatu pendapat mengatakan ia dilahirkan berkisar pada tahun 1024 H atau 1615 M.

Perjalanan pendidikan Syaikh Abdurrauf pada masa kecil didapat di desa kelahirannya, terutama dari orang tuanya. Ayahnya adalah seorang alim yang mendirikan madrasah yang mempunyai murid dari berbagai pelosok dalam Kesultanan Aceh. Setelah beranjak remaja beliau menempuh perjalanan ke Banda Aceh dan berguru kepada Syaikh Hamzah Fansuri dan Syaikh Syamsuddin As-Sumatrani.

TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA LINTASATJEH.COM

Tak hanya itu, Syaikh Abdurrauf juga  memperdalam ilmu agamanya di Saudi Arabia yang menghabiskan waktu selama 19 tahun. Ia belajar di sejumlah tempat yang tersebar sepanjang rute Haji, dari Dhuha di wilayah Persia, Yaman, Jeddah dan akhirnya Mekkah dan Madinah. Perjalanan panjang Syaikh Abdurrauf menuntut ilmu berakhir di Madinah al-Munawwarah. Dan di kota inilah  Imam al-Qushashi (yakni gurunya pada masa itu) menunjuk Syaikh Abdurrauf sebagai khalifah dari tarekat syattariyah dan Qadariyah sebagai tanda ia telah selesai dari pelajarannya.

Syaikh Abdurrauf adalah seorang ulama yang menonjol peranannya sebagai tokoh dan intelektual di Aceh Darussalam. Sekembalinya dari Arab, Syaikh Abdurrauf menjabat sebagai mufti Agung dan Kadhi Malikul 'adil pada masa Sultanah Tajul Alam Sri Ratu Safiatuddin hingga Sultanah Sri Ratu Keumalat Syah. 

Eksistensi Syaikh Abdurrauf dalam konteks daulah Aceh, menjadi salah satu lambang bagi kebesaran Aceh sebagai pusat pengembangan ilmu agama yang sangat giat, juga menjadi tempat tumbuh mekarnya pemikiran-pemikiran keagamaan dan tempat lahirnya ulama ternama di Aceh.

Sosok Syaikh Abdurrauf juga merupakan seorang ulama yang sangat produktif dalam menulis. Kitab-kitab yang ditulisnya terdiri atas berbagai cabang ilmu keislaman seperti: Fiqh, Aqidah, hadits, tafsir, tasawuf dan ilmu kalam.

Dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa Syaikh Abdurrauf telah mengarang lebih dari 30 naskah besar dan kecil, yang terdiri dari bahasa Melayu dan bahasa Arab. Diantara tulisan Abdurrauf yang sampai sekarang beredar luas dan masih terus dikaji dalam pendidikan di Aceh berjudul al-Mawa'iz al-Badi'ah. Selain al-Mawa'iz, kitab yang juga cukup penting adalah karyanya berjudul Umdat al-Muhtajin, Turjuman al-mustafid dan lain-lain. 

Semasa hidupnya, Syaikh Abdurrauf adalah seorang alim yang cukup banyak membaca, hal ini diketahui karena hampir dalam setiap karangannya menunjukkan sejumlah kitab ulama yang dijadikan rujukan.

Syaikh Abdurrauf meninggal dunia dengan usia 73 tahun. Ia dimakamkan di samping mesjid yang dibangunnya di Kuala Aceh, Desa Deah Raya, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh.
Penulis: Lisa Ulfa (Alumni Prodi Aqidah dan Filsafat Islam, Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Ar Raniry)
Komentar

Tampilkan

Terkini