-->








Cucu Sultan Aceh Minta Bantuan Turki Seret Belanda Ke Mahkamah Internasional

27 September, 2021, 20.58 WIB Last Updated 2021-09-27T13:58:51Z
LINTAS ATJEH | BANDA ACEH - Pemimpin Darud Donya Cut Putri meminta bantuan Turki untuk menyeret Belanda ke Mahkamah Internasional atas kejahatan perang yang dilakukan di Aceh.

Permintaan itu dilakukan terhadap kejahatan perang yang dilakukan oleh Belanda sejak tahun 1873. Sejak pecahnya Perang Aceh melawan Belanda tahun 1873, Belanda telah melakukan banyak kejahatan perang, membumihanguskan tanah Aceh dan melakukan pembunuhan terhadap masyarakat sipil.

Belanda membakar kitab-kitab para Ulama Aceh dan manuskrip para Sultan Aceh. Belanda juga merampas barang-barang khazanah Aceh, baik senjata, meriam, emas, dan lain-lain yang dibawa lari ke Belanda.

Belanda bahkan dengan keji menghancurkan peninggalan warisan budaya Islam di Aceh, dan memusnahkan makam para Raja dan Ulama Kesultanan Aceh Darussalam. 

TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA LINTASATJEH.COM

Penghancuran situs sejarah itu bahkan terus berlangsung hingga hari ini. Terkini yang sedang dilawan oleh rakyat Aceh adalah penghancuran Kawasan Situs Sejarah Istana Darul Makmur Kuta Farushah Pindi di Gampong Pande Banda Aceh.

Kawasan bersejarah tersebut sekarang sedang dihancurkan dengan dibangunnya proyek IPAL pembuangan Tinja Manusia. Padahal kawasan ini adalah pusat sejarah peradaban Islam Asia Tenggara, yang berisi ribuan makam para Raja dan Ulama Kesultanan Aceh Darussalam. Banyak sekali situs sejarah yang hancur, dan itu terjadi secara masif.

Proyek IPAL yang bersumber dana dari pinjaman Pihak Asing melalui APBN dibawah Kementerian PUPR RI ini, dipimpin langsung dibawah komando Konsultan dari Belanda bernama Mr. Rene Van Doorn. Proyek ini kemudian didukung oleh antek-antek Kaphe Belanda di Aceh.

Pemimpin Darud Donya meminta Turki membantu Aceh untuk menghentikan kejahatan kemanusiaan tersebut.

"Penghancuran situs sejarah di Aceh telah berlangsung ratusan tahun sejak meletusnya Perang Aceh tahun 1873, dan Perang Aceh memang belum berakhir. Sampai sekarang Aceh masih diserang oleh kaum penjajah dan antek-anteknya," kata Pemimpin Darud Donya.

Darud Donya berharap Turki dapat membantu Aceh untuk menyelamatkan segala khazanah dan kekayaan warisan budaya dan sejarah Islam di Aceh. 

"Sejak dulu Kesultanan Aceh dan Turki adalah bersaudara, dan insya Allah akan terus menjadi saudara sampai akhir masa dalam rahmat Allah," kata Pemimpin Darud Donya Cut Putri, yang dikenal sebagai Tuan Putri Mehran, keturunan dari Sultan Jauhar Alam Syah Johan Berdaulat Zilullah Fil Alam, Sultan Aceh yang pernah memimpin Negara Aceh menuju kegemilangan Islam di Dunia Timur, Sultan Kerajaan Islam terbesar di Asia Tenggara, yang bertahta megah di Istana Darud Donya Kesultanan Aceh Darussalam.[*/Red]
Komentar

Tampilkan

Terkini