-->








Sosok Kiai Asep, Berpenghasilan Rp 9 M Per Bulan dan Berjiwa Dermawan

05 Desember, 2021, 10.28 WIB Last Updated 2021-12-05T03:28:39Z
Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, mendapat cindramata dari Ketua Panitia Munas II PGMI, Dr Kaswad Sartono, disaksikan Ketua Umum PGMI Syamsudin di Ruang Bir Ali Asrama Haji Makassar, Sabtu (4/12/2021). Foto: M Mas'ud Adnan/BANGSAONLINE.com

LINTAS ATJEH | MAKASSAR - Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, mendapat undangan untuk menjadi pembicara dalam Musyawarah Nasional (Munas) II Persatuan Guru Madrasah Indonesia (PGMI) di Asrama Haji Makassar, Sabtu (4/12/2021). Namun para peserta Munas PGMI dari seluruh Indonesia itu secara aklamasi justru mendaulat Kiai Asep sebagai ketua umum PGMI untuk menggantikan Syamsuddin, ketua umum sebelumnya.

Sayang, begitu pimpinan sidang mau mengetukkan palu, Kiai Asep spontan mencegah. "Jangan-jangan," pinta Kiai Asep kepada pimpinan sidang. Peserta Munas PGMI pun riuh.

Kenapa Kiai Asep menolak jadi ketua umum PGMI? "Pak Syamsuddin itu orang baik dan pendiri PGMI. Biarkan Pak Samsuddin terpilih kembali untuk menyempurnakan kebaikan dan kepemimpinannya agar bisa menyelesaikan pendirian pengurus wilayah di seluruh Indonesia. Seperti di Papua dan seterusnya," kata Kiai Asep kepada BANGSAONLINE.com usai acara.

Kiai Asep justru memilih jadi pembina. "Saya pembina saja. Tapi nanti saya yang membiayai," kata Kiai Asep yang ketua umum Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu).

Menurut Kiai Asep, Syamsudin selama ini punya komitmen dan konsentrasi penuh untuk memimpin PGMI. "Kelemahan Pak Syamsuddin itu soal finansial. Karena itu nanti saya bantu. Setiap pengurus DPP PGMI mau ke daerah, membentuk atau mendirikan cabang di daerah, semua tiketnya saya yang nanggung. Saya tak akan mengingkari apa yang saya katakan," kata Kiai Asep yang pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amantul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto.

Dalam acara yang dihadiri delegasi PGMI dari seluruh Indonesia itu Kiai Asep memberikan ceramah tentang pentingya entrepreneur bagi guru madrasah. "Tapi jangan jadi entrepreneur dulu. Harus jadi guru dulu. Karena kalau jadi entrepreneur dulu gak akan mau jadi guru," kata Kiai Asep yang putra kiai pendiri NU, KH Abdul Chalim itu.

TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA LINTASATJEH.COM

Kiai Asep lalu menceritakan pengalaman pribadinya dalam mengelola pondok pesantren Amanatul Ummah sekaligus mengembangkan bisnisnya. Menurut dia, penghasilannya tiap bulan mencapai Rp 9 miliar.

"Penghasilan istri saya dalam satu bulan Rp 2 miliar," tutur Kiai Asep yang langsung disambut suara riuh peserta Munas PGMI. Mereka berdecak kagum.

Kiai Asep bahkan tidak hanya kaya tapi juga dermawan. Karena itu BANGSAONLINE.com menjuluki Kiai Asep sebagai kiai miliarder tapi dermawan karena tiap hari mengeluarkan sedekah hingga ratusan juta. Bahkan pada bulan Ramadan lalu Kiai Asep mengeluarkan sedekah dan zakat sekitar Rp 8 miliar.

Karuan saja para peserta Munas PGMI langsung berebut mengacungkan tangan saat sesi tanya jawab. Bahkan pengurus PGMI dari Sulawesi Selatan menyebut Kiai Asep sebagai waliyullah. Menurut dia, Kiai Asep seorang yang sempurna.

"Kiai Asep ini seorang waliyullah, sempurna. Harta melimpah, jaringan luas dan tawaddlu," kata peserta Munas PGMI tersebut saat maju mengajukan pertanyaan. Ia mengaku sangat beruntung karena bisa bertemu Kiai Asep dalam forum Munas PGMI ini.

"Kiai Asep ini tawaddlu pada dua. Yaitu tawaddlu kepada Allah dan tawaddlu kepada istri, Kiai Asep pakai HP karena istrinya tak suka," katanya. Saat menyampaikan ceramah tentang entrepreneur, Kiai Asep memang mengatakan bahwa ia tak pakai HP karena istrinya, Nyai Hj Alif Fadillah tak suka.
Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA (kanan). Foto: mma/bangsaonline.com)

Seorang peserta wanita bahkan setengah histeris menangis mengaku sangat kagum kepada Kiai Asep. "Percaya diri..percaya diri…percaya diri…itulah kuncinya," kata wanita itu menirukan apa yang disampaikan Kiai Asep. Ia yang selama ini frustasi mengaku merasa punya semangat dan percaya diri lagi setelah bertemu dan mendengarkan ceramah Kiai Asep.

Rata-rata penanya minta agar Kiai Asep menularkan resep atau kunci suksesnya di depan peserta Munas PGMI II itu.

Lalu apa resepnya? "Bangunlah satu jam sebelum Subuh. Atau setengah jam. Kalau saya satu jam," kata Kiai Asep.

Untuk apa? "Salat malam. Salat hajat. Karena salat malam itu lebih baik dari seluruh dunia dan seisinya," kata Kiai Asep sembari mengatakan bahwa dirinya salat hajat 12 rakaat, 6 kali salam.

Menurut Kiai Asep, banyak sekali rahasia salat malam. Selain mengabulkan doa-doa kita juga mengusir penyakit dari tubuh kita.

"Kemudian salatlah Subuh berjamaah," kata Kiai Asep. Karena Allah SWT menjamin dan menanggung kehidupan orang yang salat Subuh berjamaah.

"Setelah itu jangan tidur hingga terbit matahari. Karena Allah membagi-bagikan rezeki antara terbit fajar hingga terbit matahari. Karena itu saat Allah membagi-bagikan rezeki jangan tidur," kata Kiai Asep.

Kiai Asep bercerita bahwa saat membangun pondok pesantren di Pacet Mojokerto Jawa Timur ia bermodal uang Rp 20 juta. "Santri saya saat itu hanya 48 orang," katanya. Tapi ia selalu optimistis dan percaya diri. Ia mengutip Hadits bahwa Allah SWT sangat senang terhadap orang yang bercita-cita luhur.

"Dan Allah tidak senang terhadap orang yang bercita-cita rendah," kata Kiai Asep yang banyak memberikan ribuan beasiswa kepada kader NU, mulai S1 hingga S2 dan S3.

Kini Kiai Asep mengaku punya tanah untuk lahan pesantren dan perguruan tingginya 100 hektar. Sedang santrinya mencapai 12.000 orang.

Kiai Asep kini sedang merintis pembangunan International University yang akan memberikan beasiswa kepada mahasiswa seluruh dunia, terutama negara-negara berpenduduk muslim. Ia ingin Indonesia menjadi kiblat pendidikan dunia.[Bangsaonline]
Komentar

Tampilkan

Terkini