-->




Ketua PC PGRI Samadua Berikan Apresiasi Tradisi Lemang Masuk WBTBI

06 Oktober, 2022, 20.01 WIB Last Updated 2022-10-06T13:16:24Z

LINTASATJEH | ATJEH - Ketua Pimpinan Cabang (PC) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan, memberikan apresiasi tradisi melamang masuk dalam Warisan Budaya Tak Benda Indonesia (WBTBI).

Ketua PC PGRI Samadua, Wawan Darmawan SPdI kepada media ini, Kamis (6/10/2022) mengatakan, melamang atau tradisi memasak lemang bagi masyarakat Kecamatan Samadua terdaftar di WBTBI merupakan sebuah anugerah sebagai warisan budaya.


TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA LINTASATJH. COM


"Ada 4 warisan budaya Aceh Selatan yang masuk WBTBI yaitu, Melamang tradisi masak lemang di Samadua, Kasab tradisi menyulam benang emas di Kluet Selatan, Arsitektur Rumah Rangko di Kluet Tengah, Meudayang tradisi mengambil madu Buloh Seuma di Trumon," kata Wawan.


Dikatakannya, ke 4 warisan budaya Aceh Selatan ini disahkan oleh Kemdikbudristek RI di Jogyakarta tanggal 29 September 2022 bersamaan dengan 17 warisan budaya Aceh yang terdaftar di WBTBI.


Kata Wawan, khusus untuk tradisi melamang bagi masyarakat Samadua, walaupun di daerah lain melakukan hal yang sama. Namun, hak intelektual untuk mendaftarkannya menjadi WBTB hingga disahkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia.


"Masuknya tradisi melamang di WBTBI adalah nilai-nilai budaya masyarakat Samadua saat jelang hari meugang menyambut bulan Ramadhan, Idul Fitri dan Idul  Adha secara serentak memasak lemang," jelasnya.


Wawan menyampaikan, atas nama PC PGRI Samadua memberikan apresiasi tradisi melamang ini sebagai budaya masyarakat Aceh Selatan, khususnya di Kecamatan Samadua.


Ditambahkan oleh Kasi kurikulum dan penilaian bidang SMP Disdikbud Aceh Selatan ini, agar Pemkab Aceh Selatan melalui bidang Kebudayaan Disdikbud melakukan masak lemang secara massal dan lokasinya dimanapun saja boleh.


"Masuknya tardisi melamang terdaftar di WBTBI semoga menjadi warisan bagi anak cucu kita kelak yang tetap harus kita jaga dan lestarikan serta bagi guru di sekolah bisa dijadikan bahan ajar pada pelajaran muatan lokal," pungkas Wawan.[Datok Rahmat/Yusnadiwan]

Komentar

Tampilkan

Terkini