Pj Bupati Abdya, H. Darmansah, S.Pd, MM., saat membuka acara Rembuk Stunting tingkat kabupaten setempat, di Aula Bappeda, Selasa (11/10/2022), mengatakan. Pencegahan stunting sudah menjadi program nasional. Oleh karenanya stunting ini juga menjadi program Pj bupati.
Persoalan pencegahan stunting di Aceh lanjut Darmansah, sudah dilakukan dengan cara kearifan lokal. Salah satunya adalah tradisi jok bu bidan (kasih nasi bidan).
"Tradisi jok bu bidan adalah salah satu cara pencegahan stunting. Jadi, ibu hamil itu diantarkan nasi, buah-buahan dan juga penunjang gizi lainnya. Tradisi ini perlu dilestarikan. Namun demikian, gizi lainnya juga perlu diperhatikan," jelas Darmansah.
Ia mengatakan, generasi penerus bangsa harus sehat, cerdas, kreatif, dan produktif. Jika anak-anak terlahir sehat tumbuh dengan baik dan didukung oleh pendidikan yang berkualitas, maka mereka akan menjadi generasi yang menunjang kesuksesan untuk pembangunan bangsa. Sebaliknya, jika anak-anak terlahir dan tumbuh dalam situasi kekurangan gizi kronis, mereka akan menjadi anak yang kerdil sehingga menjadi generasi yang tidak produktif bagi negara.
"Salah satu masalah gizi yang ditemukan dan menjadi isu nasional sekarang ini adalah Stunting, yang merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis, terutama pada 1000 hari pertama kehidupan, sehingga anak lebih pendek dari rata-rata tinggi anak seusianya," ujarnya.
Masih tingginya persentase stunting pada balita ini, tambah Darmansah, menunjukkan bahwa stunting masih menjadi masalah kesehatan bagi masyarakat. Bila tidak ada pencegahan yang tepat terhadap masalah ini, maka dapat mengakibatkan tidak optimalnya perkembangan otak, fisik, dan berpengaruh pada sistem kekebalan anak tersebut, dan tentunya di masa mendatang dapat menyebabkan hilangnya generasi (loss of generation) karena kemampuan bersaing mereka yang lemah.
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA LINTASATJEH.COM
"Dalam Islam juga menganjurkan umatnya agar jangan sampai meninggalkan generasi yang lemah, baik dari segi akidah, ilmu, maupun fisik. Maka kita sebagai muslim sudah diajarkan bagaimana menjaga anak agar bisa menjadi generasi unggul dan berguna," kata Darmansah.
Dalam rangka mendukung dan mengoptimalkan peran para pihak yang berkepentingan dan lintas sektor dalam pencegahan dan penanganan stunting, Pemerintah Abdya memandang perlu untuk melaksanakan pertemuan Rembuk Stunting tingkat kabupaten setempat.
"Pertemuan Rembuk Stunting ini merupakan salah satu wadah bagi semua lintas sektor terkait, dalam menyamakan persepsi untuk menyusun strategi intervensi yang terencana, terpadu dan fokus pada solusi dalam hal penanganan stunting di Kabupaten Abdya. Rembuk Stunting ini juga merupakan bentuk komitmen kita dalam melakukan percepatan pencegahan dan penurunan stunting di kabupaten yang kita cintai ini," ujar Darmansah.
Sementara itu, Kepala DPMP4 Abdya, Nur Afni dalam sambutannya mengatakan, percepatan penurunan stunting merupakan salah satu prioritas nasional yang membutuhkan keterpaduan penyelenggaraan intervensi pada lokasi dan kelompok sasaran prioritas (pada masa 1000 HPK).
"Untuk mencapai keterpaduan tersebut kita akan melaksanakan 8 aksi konvergensi /integrasi untuk menyelaraskan perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pemantauan, dengan tujuan untuk meningkatkan integrasi gizi dalam pencegahan dan penurunan stunting," ujar Nur Afni.
Ia mengatakan, pertemuan Rembuk Stunting Tingkat Kabupaten Abdya dilaksanakan selama satu hari. Kegiatan tersebut diikuti oleh 36 orang peserta yang terdiri dari berbagai instansi antara lain, Bappeda, Dinas Kesehatan, DPMP4, Perkim, Disdikbud, Badan Keuangan Kabupaten, Dinas Pertanian, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Sosial, Kemenag, Dan Para Camat.
Dalam kegiatan itu turut hadir Pj Bupati Abdya, Darmansah, Wakil Ketua DPRK Hendra Fadli, Sekda Salman Alfarisi, Unsur Forkopimkab, Kepala BKKBN Aceh, Sahidal Kasturi, para Kepala SKPK, dan tamu undangan lainnya.[AK*/Red]