-->

Pariwisata Untuk Meningkatkan Keimanan

12 Januari, 2024, 08.44 WIB Last Updated 2024-01-12T01:44:51Z
BERAU sebagai salah satu kabupaten di provinsi Kalimantan Timur memiliki banyak destinasi wisata unggulan seperti Pulau Derawan, Labuan Cermin di Kampung Bidukbiduk, Wisata Edukasi Mangrove di Teluk Sumanting dan pulau Maratua. 

Destinasi wisata yang ada di Berau sangatlah memuaskan untuk dikunjungi. Namun akses menuju tempat wisata tersebut sangatlah ‘mengenaskan’, atau banyak beberapa Jalan yang mengalami kerusakan dan jembatan teluk sumbang yang rusak akibat luapan sungai. Sama halnya di Wisata edukasi mangrove akses jalan yang jauh dan rusak sehingga memerlukan waktu yang lebih lama serta pulau Maratua yang membutuhkan posko siaga untuk penanggulangan bencana seperti kebakaran pemukiman, kecelakaan laut dan bencana lainnya. 

Pemerintah melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau membenahi kawasan Wisata Labuan Cermin dan pihaknya mendapat anggaran Rp 1,3 miliar dari Dana Bagi Hasil dan Dana Reboisasi (DBHDR) 2023. 

Namun di Labuan Cermin sempat beredar isu keberadaan hewan buas alias buaya. Oleh karena itu pihak Disbudpar memastikan terlebih dahulu keberadaan hewan tersebut bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim. (Sumber Berau post 11/12/2023). Selain sarana dan prasarana harusnya pemerintah lebih memprioritaskan keamanan dan keselamatan pengunjung. 

Pariwisata dalam Sistem Sekuler

Keindahan alam sebagai anugerah dari Allah SWT harusnya dapat dinikmati oleh setiap orang. Pada faktanya pemerintah maupun pihak swasta yang memiliki modal mengeksplorasi keindahan alam tersebut untuk tujuan ekonomi. Inilah gambaran sistem sekuler kapitalisme yaitu sistem yang memisahkan agama dari kehidupan sehingga segala sesuatu harus menghasilkan keuntungan walaupun minim sekali dalam menjamin  keamanan dan keselamatan. Pada akhirnya objek-objek wisata tersebut hanya dapat dinikmati bagi yang memiliki uang. 

TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA LINTASATJEH.COM

Apabila kita telaah lebih dalam, jika sektor pariwisata dijadikan salah satu sumber pendapatan seharusnya pemerintah dapat memaksimalkan kekayaan sumber daya alam dan energi (SDAE) untuk meningkatkan perekonomian. Kekayaan negeri ini sangat banyak baik di daratan maupun lautan. Apabila semua itu diolah dan dikelola dengan baik, tentu akan menambah pemasukan negara. 

Ironisnya, mayoritas kekayaan alam itu justru dikuasai swasta maupun asing dan aseng. Selain itu pariwisata bisa berdampak negatif bagi masyarakat yakni invasi pemikiran dan budaya yang dibawa para turis asing utamanya masyarakat yang hidup di sekitar objek wisata.

Pandangan Islam Terhadap Pariwisata

Islam memiliki pandangan khusus mengenai pariwisata. Risalah yang dibawa Rasulullah Saw. ini memandang bahwa wisata kaum muslim adalah bentuk upaya untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah Taala. Sebagaimana dalam hadist, “Sesunguhnya wisatanya umatku adalah berjihad di jalan Allah.” (HR Abu Daud, 2486).

Tujuan lain dari wisata adalah untuk melihat keagungan Sang Pencipta sehingga akan tercipta keimanan yang kuat kepada-Nya. Alhasil Islam tidak akan menarget wisata sebagai sumber utama pemasukan bagi negara.

Dalam Islam pembangunan haruslah memberikan dampak positif yang besar bagi kehidupan masyarakat. Ini karena salah satu kewajiban negara adalah menyediakan infrastruktur publik yang dapat diakses masyarakat luas. Setiap kepemilikan umum, baik berupa SDA atau fasilitas publik harus dikelola negara dan rakyat dapat memanfaatkannya secara gratis atau dengan harga yang murah dan terjangkau. 

Negara juga akan memenuhi kebutuhan rakyat dengan cara memberikan kemudahan bagi rakyat untuk bekerja, seperti memberi insentif modal usaha, membuka lapangan kerja, memberikan tanah mati untuk dikelola, dan sebagainya. 

Dengan demikian, negara tidak akan menjadikan pariwisata sebagai sumber devisa. Destinasi wisata dalam Islam bertujuan untuk syiar dakwah dalam rangka mengenalkan Islam dan meningkatkan keimanan atas keagungan Allah Ta'ala, sang Pencipta alam. 

Inilah kehebatan Islam tatkala diterapkan dalam kehidupan. Bukan hanya berdampak positif bagi manusia, tetapi juga alam dan lingkungan sekitarnya. 

Wallahu'alam bishawab

Penulis: Leha  (Pemerhati Sosial) 
Komentar

Tampilkan

Terkini