-->

Arah Pendidikan Menuju Industri Kerja

10 Juni, 2024, 12.44 WIB Last Updated 2024-06-10T05:44:07Z
TOLAK UKUR kemajuan suatu bangsa tercermin dari taraf pendidikan rakyatnya. Pendidikan yang memadai melahirkan sumber daya manusia yang siap menghadapi tantangan dunia.

Pemkot Balikpapan bekerjasama dengan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Balikpapan menggelar seminar dan workshop karir bertajuk “Unlocking Gen-Z Potentials” di Auditorium STIE Balikpapan, Rabu (22/5/2024). Seminar ini menghadirkan 320 peserta dari kalangan mahasiswa dan SMK se-Kota Balikpapan.

Kegiatan ini mengangkat tema "Inspirasi dan Langkah Praktis Membangun Bisnis dan Karir yang Sukses". Peserta seminar diharapkan bisa menajamkan pola pikir dan mengeksplorasi potensi melalui kegiatan ini. Sehingga dapat menjawab tantangan dan memenuhi kebutuhan tenaga kerja terampil yang berdaya saing. Kota Balikpapan kini berada di prosentase 6,09 persen dari jumlah warga Balikpapan. Atau sebanyak 20 ribu warga yang belum mendapatkan pekerjaan.

Data ini diperoleh dari BPS Kota Balikpapan. Sebagai upaya untuk menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dengan kolaborasi dan sinergi bersama dunia usaha, media, perusahaan. Yakni dengan membentuk Tim Koordinasi Speaking Vokasi (TKDV) dalam memperkuat vokasi di Kota Balikpapan. Targetnya mengurangi pengangguran dan meningkatkan kompetensi di Balikpapan.(baca disini

Pendidikan Vokasi untuk Siapa?

Tingginya angka kemiskinan sangat berkorelasi dengan rendahnya mutu pendidikan yang mengakibatkan lemahnya sumber daya manusia. Segala cara telah dilakukan oleh pemerintah pusat maupun daerah untuk mengatasi pengangguran. Salah satu usaha yang dilakukan yaitu dengan membuat program-program yang membantu mendongkrak SDM melalui program pendidikan. Salah satu program unggulan dari pemerintah adalah pendidikan vokasi.

Pendidikan vokasi ini adalah bentuk pendidikan tinggi yang berfokus untuk membekali mahasiswa dengan keterampilan dan pengetahuan praktis yang dapat diterapkan secara langsung pada pekerjaan atau industri tertentu.

Adanya pendidikan vokasi dapat menciptakan sumber daya yang siap kerja. Program ini lebih mengedepankan ilmu praktik yang bisa langsung diterapkan di dunia kerja sehingga tidak buang-buang waktu untuk menguasai ilmu yang spesifik.

Sejatinya tujuan pemerintah dengan mempersiapkan tenaga siap kerja untuk kebutuhan Dunia Usaha, Dunia Industri dan Dunia Kerja (DUDIKA) melenceng dari visi pendidikan itu sendiri. Gagasan ini tidak lepas dari andil para korporasi yang membutuhkan tenaga kerja siap pakai. Artinya, dunia pendidikan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan industri global. Selanjutnya, kesepakatan dimulai dengan membuat kurikulum pendidikan berbasis industri. Targetnya,  bukan untuk menjadi ilmuan yang ahli dalam bidangnya, namun mencetak generasi kuli. 

TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA LINTASATJEH.COM 

Dunia kapitalis memang identik dengan materi. Apapun aktifitasnya, tidak lepas dari standar untung rugi, termasuk pendidikan maupun kesehatan yang menjadi hak dasar rakyat tak lepas dikomersialisasi. Keadaan ini semakin sulit dengan memangkas subsidi dan membebankan biaya pendidikan kepada rakyat semakin menjauhkan arah pendidikan yang diinginkan. Tak heran, output pendidikan kita melahirkan generasi yang materialistis yang identik dengan gaya hedonis dan hidup senang. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, cara paling efektif adalah mengarahkan metode pendidikan secara instan yang siap mencetak tenaga pekerja dengan cepat.

Tujuan Pendidikan dalam Islam

Islam mempunyai konsep dasar dalam mengatur pendidikan dengan berbasis akidah. Bukan hanya pandai dalam bidang yang dikuasai, namun memiliki dasar akidah yang kuat untuk bekal dunia akhirat. Harapannya, lahir insan-insan yang berintelektual yang beriman dan bertakwa. 

Islam juga menetapkan pendidikan sebagai kebutuhan dasar untuk bekal keilmuan di dunia. Islam juga memberikan penghargaan tertinggi pada institusi pendidikan. Syariatpun telah mengatur bagaimana seorang pemimpin merealisasikan kebutuhan dasar masyarakat.

Rasulullah SAW bersabda: “Imam (Khalifah) adalah raa’in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya.” (HR. Al-Bukhari)

Berdasarkan hadis tersebut, maka negara berkewajiban memenuhi kebutuhan hidup manusia. Islam telah menetapkan pendidikan sebagai salah satu kebutuhan dasar yang wajib disediakan negara bagi setiap individu, baik laki-laki maupun perempuan. Kesempatan pendidikan terbuka lebar, mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. Tanggung jawab negara terhadap pendidikan adalah sama, baik terhadap fakir miskin maupun orang kaya, muslim maupun non muslim. Negara wajib menyediakannya untuk seluruh warga dengan cuma-cuma.

Politik ekonomi Islam akan mencegah negara menjadikan pendidikan sebagai bisnis atau komoditas ekonomi, sebagaimana realita dalam sistem Kapitalisme saat ini. Negara wajib menyediakan fasilitas dan infrastruktur pendidikan yang cukup dan memadai, seperti gedung-gedung sekolah, laboratorium, balai-balai penelitian, buku-buku pembelajaran, internet dan lain sebagainya. Negara juga berkewajiban menyediakan tenaga-tenaga pengajar yang ahli di bidangnya, sekaligus memberikan gaji yang cukup bagi pengajar. Seluruh pembiayaan pendidikan di dalam negara diambil dari Baitul Maal.

Seluruh pemasukan negara, baik yang dimasukkan di dalam pos fa'i dan kharaj, serta pos milkiyyah ammah, boleh diambil untuk membiayai sektor pendidikan. Pembiayaan ini akan sangat cukup menjamin pendidikan gratis seluruh warga negara. Dengan konsep pendidikan yang ideal seperti ini akan melahirkan ilmuan dan cendekiawan yang berkepribadian Islam tanpa pesanan dan tekanan dari pihak manapun.

Wallahu a'lam bisshowab

Penulis:Hafsah (Pemerhati Masalah Umat)
Komentar

Tampilkan

Terkini