LINTAS ATJEH | NEW YORK - Pada momen yang suatu hari nanti mungkin akan dikenang sebagai titik balik dalam diplomasi global, jurnalis warga Indonesia Wilson Lalengke menyampaikan pidato yang menggugah pada Konferensi Komite PBB Keempat pada tanggal 8 Oktober 2025. Meski tidak secara langsung ditujukan pada konflik Israel-Palestina, pidatonya bergema jauh melampaui Ruang Konferensi 4—gaung melalui koridor kekuasaan dan hati nurani di Markas Besar PBB.
“Hak untuk hidup tidak dapat dinegosiasikan,” kata Lalengke di hadapan sekitar 400 delegasi. “Hak ini dijamin oleh Deklarasi Hak Asasi Manusia PBB, Kovenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik, dan sejumlah aturan universal yang mengikat semua bangsa dan individu tanpa kecuali.”
Permohonannya yang berapi-api untuk akuntabilitas dan transparansi menyentuh hati banyak orang, terutama ketika ia menantang sikap diam komunitas internasional.
“Diam berarti terlibat dalam berbagai pelanggaran hak asasi manusia,” dia mengingatkan. "Mari kita bertindak sekarang. Tanamkan pada kita semua bahwa hukum internasional harus diterapkan pada semua orang, di mana pun, bahkan di tempat paling terpencil sekalipun!"
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA LINTASATJEH.COM
Pergeseran Ajaib dalam Konflik Israel-Palestina
Hanya beberapa jam setelah pidato Lalengke, outlet berita besar—termasuk CNN—mulai menyiarkan perkembangan penting dalam proses perdamaian Israel-Palestina yang telah lama terhenti. Menurut laporan lapangan, kesepakatan perdamaian awal telah tercapai. Seorang juru bicara Hamas mengumumkan pembebasan sandera yang tersisa dijadwalkan pada Senin, 14 Oktober, sementara kabinet Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengadakan sidang pleno untuk membahas kerangka perdamaian.
Kunjungi pidato lengkap para pemohon, salah satunya Wilson Lalengke) pada konferensi PBB di link UN Web TV ini (Giliran Wilson pada: 01.36.08)
Kebetulan ini sangat mengejutkan. Meskipun tidak ada pernyataan resmi yang menghubungkan pidato Lalengke dengan terobosan diplomatik, banyak pengamat percaya bahwa pesannya membantu menghidupkan kembali urgensi moral di kalangan pejabat PBB dan pemangku kepentingan global.
Suara Refleksi
Beberapa pihak yang mengajukan petisi dalam konferensi tersebut menangkap sentimen yang dianut oleh banyak pihak: "Entah itu suatu kebetulan, yaitu karena pesan-pesan Wilson Lalengke yang mengguncang gedung PBB, semua orang bisa berspekulasi sesuai dengan harapannya masing-masing. Setidaknya aura dan semangat yang disebarkan oleh suara nyaring seorang jurnalis warga Indonesia telah menjadi teguran ke dinding keras hati para pemimpin dunia. Konferensi patut disyukuri atas kehadiran Wilson Lalengke di forum ini.”
Efek Riak Global
Pemilihan waktu pidato Lalengke dan perkembangan perdamaian telah memicu gelombang optimisme di seluruh dunia. Media sosial dibanjiri dengan pesan-pesan harapan, dan para pemimpin internasional dilaporkan sedang bersiap untuk mendukung tahap perundingan berikutnya.
Entah karena kebetulan ilahi atau kekuatan satu suara yang mengungkapkan kebenaran kepada kekuasaan, kehadiran Wilson Lalengke di PBB telah mengingatkan dunia bahwa bahkan dalam konflik yang paling kelam sekalipun, cahaya kemanusiaan masih bisa bersinar.[*/Red]



