ABDYA - Komandan Korem 012 Teuku Umar meninjau lokasi percetakan sawah baru di Gampong Ujong Tanoh, Kecamatan Lembah Sabil, Kabupaten Aceh Barat Daya, Kamis (07/09/2017).
Peninjauan turut didampingi Bupati Abdya Akmal Ibrahim, SH, Dandim 0110 Abdya Letkol Inf Puji Hartono, SIP dan Kapolres Abdya AKBP Andi Hermawan, SIK, serta Sekretaris Dinas Pertanian Thamren.
Komandan Korem 012 Teuku Umar, Kolonel Inf Nefra Firdaus, SE, MM, dalam sambutannya mengatakan percetakan sawah baru di pantai barat selatan Aceh untuk tahun ini mencapai 3.000 hektar yang tersebar di wilayah kerja Korem 012 Teuku Umar.
Lanjut Danrem, keterlibatan TNI dalam hal pertanian dianggap mampu mewujudkan kerjasama antar elemen masyarakat, walaupun itu bukan tugas pokok TNI.
"Kerjasama yang dilakukan Pemerintah dengan TNI telah menghasilkan banyak kontribusi positif dan hasilnya dirasakan langsung masyarakat," ujar Danrem singkat.
Sementara itu, Bupati Aceh Barat Daya Akmal Ibrahim dalam sambutannya menyebutkan, pemerintah daerah siap bekerjasama dan mensukseskan pogram yang telah digagas untuk masyarakat Abdya.
Ia juga meminta kepada camat dan perangkat kecamatan setempat agar meninjau sumber air yang dibutuhkan untuk areal cetak sawah baru yang sedang dikerjakan.
"Saya minta kepada penyuluh, kades, keujrun dan yang terkait lainnya untuk bekerjasama mewujudkan pogram ini. Kepada Dinas Pertanian agar menyiapkan semua kebutuhan yang dibutuhkan seperti Alsintan serta bibit dan pupuk," pungkas Akmal.
Dari data yang dihimpun LintasAtjeh.com, Kabupaten Abdya sendiri memperoleh alokasi cetak sawah baru seluas 109 hektar untuk tahun 2017 yang tersebar di enam kecamatan diantaranya Kecamatan Jeumpa seluas 56 ha di Desa Jeumpa Barat Susoh, 11,1 ha di Desa Padang Baru Blangpidie, 13,6 ha di Desa Keude Paya.
Selanjutnya di Kecamatan Setia seluas 5,6 ha di Desa Cinta Makmur, Tangan-Tangan 5 ha terdapat di Desa Drien Kipah, terakhir Kecamatan Lembah Sabil seluas 11,7 ha di Desa Ujong Tanoh dan Suka Damai.
Kegiatan tersebut juga dihadiri Muspika setempat, koordinator penyuluh kecamatan, mantri tani, keujrun, tokoh agama, masyarakat setempat serta sejumlah ketua kelompok tani.[ADI S]
