Lintasatjeh.com - Patriot Mukmin, (27), pelukis muda lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) menjual lukisannya berupa orang tengah Sholat, senilai Rp19 juta.
Lukisan yang secara bentuk tampak detail baik dari warna maupun teknis itu berjudul A Gate to Holiness. Lukisan dipamerkan pada pembukaan Cemara 6 Galeri-Museum milik sastrawan Toeti Heraty di Jl. HOS Cokroaminoto Jakarta, Rabu (16/4/2014) malam.
Selain itu, Patriot juga memamerkan lukisan berjudul The Turning Point. Lukisan itu menggambarkan pasangan kekasih yang tengah bergenggaman tangan. "Masing-masing lukisan saya keluarkan Rp19 juta," paparnya kepada Kabar24.com.
Patriot menuturkan karya lukisnya termasuk aliran kontemporer. Dia banyak bermain warna dan detail mirip halnya sebuah potret hasil jepretan kamera. Dia mengaku terinspirasi oleh seniman Tisna Sanjaya sekaligus dosennya di Fakultas Seni Rupa ITB.
Kiprah Patriot dalam memamerkan karya memang cukup getol dilakukan. Sebut saja, Bandung, Jakarta, Surabaya, Yogyakarta hingga Singapura yang membawa namanya pada salah satu pelukis muda berbakat Indonesia. Namun, seperti halnya berjualan, tidak semua karya dipamerkan laku terjual. "Untuk lukisan yang memang tidak laku, saya suka simpan saja di rumah," paparnya.
Patriot memiliki ciri khas berkarya melalui sudut pandang orang ketiga. Karya tersebut paling mencolok bisa dilihat dari satu karya lainnya berjudul Presence of Mind #3. Lukisan bisa dilihat dari tiga sisi yakni kiri, tengah dan kanan yang dia jual Rp14 juta. [Kabar24.com]
Lukisan yang secara bentuk tampak detail baik dari warna maupun teknis itu berjudul A Gate to Holiness. Lukisan dipamerkan pada pembukaan Cemara 6 Galeri-Museum milik sastrawan Toeti Heraty di Jl. HOS Cokroaminoto Jakarta, Rabu (16/4/2014) malam.
Selain itu, Patriot juga memamerkan lukisan berjudul The Turning Point. Lukisan itu menggambarkan pasangan kekasih yang tengah bergenggaman tangan. "Masing-masing lukisan saya keluarkan Rp19 juta," paparnya kepada Kabar24.com.
Patriot menuturkan karya lukisnya termasuk aliran kontemporer. Dia banyak bermain warna dan detail mirip halnya sebuah potret hasil jepretan kamera. Dia mengaku terinspirasi oleh seniman Tisna Sanjaya sekaligus dosennya di Fakultas Seni Rupa ITB.
Kiprah Patriot dalam memamerkan karya memang cukup getol dilakukan. Sebut saja, Bandung, Jakarta, Surabaya, Yogyakarta hingga Singapura yang membawa namanya pada salah satu pelukis muda berbakat Indonesia. Namun, seperti halnya berjualan, tidak semua karya dipamerkan laku terjual. "Untuk lukisan yang memang tidak laku, saya suka simpan saja di rumah," paparnya.
Patriot memiliki ciri khas berkarya melalui sudut pandang orang ketiga. Karya tersebut paling mencolok bisa dilihat dari satu karya lainnya berjudul Presence of Mind #3. Lukisan bisa dilihat dari tiga sisi yakni kiri, tengah dan kanan yang dia jual Rp14 juta. [Kabar24.com]