Telat haid memang bisa menjadi indikasi jika seorang wanita tengah hamil.
Ketika mendapati istri berbadan dua, tak jarang pasangan bahkan pihak orang tua
keliru dalam menentukan usia kehamilan.
"Usia
hamil dihitung dari hari pertama haid terakhir, yaitu dihitung dari
perkembangan sel telur wanita yang terbuahi oleh sperma, bukan saat
dibuahi," tegas dr Hari Nugroho SpOG saat berbincang dengan detikHealth
dan ditulis pada Minggu (15/3/2015).
Dijelaskan
dr Hari, usia kehamilan memang dihitung dari usia telur tersebut tumbuh. Pada
saat 14 hari setelah telur tersebut tumbuh (pada wanita siklus mens 28 hari),
telur dilepaskan dan ditangkap oleh fimbriae dari saluran tuba.
"Kemudian
sel telur dibawa ke rahim. Nah, perjalanan ke rahim bila bertemu dengan sperma dan
terjadi pembuahan ya terjadilah kehamilan," imbuh dokter yang praktik di
RSUD Dr Soetomo Surabaya ini.
"Jadi
usia kehamilan dihitung 40 minggu itu dari usia telur, bukan usia pembuahan.
Apabila pembuahan tidak terjadi, keluarlah menstruasi. Pada wanita dengan
siklus haid tidak teratur, bisa dengan USG. Kalau hasil pemeriksaan USG-nya
kurang dari usia 20 minggu, akurat plus minus 3 hari," kata dr Hari.
Terkait
tes kehamilan, dikatakan dr Hari tes yang paling akurat dan cepat adalah
memeriksakan kadar EPF (early pregnancy factor) dalam darah di mana kadarnya
sudah meningkat 48 jam pasca bertemunya sel telur dan sperma (fertilisasi).
Sayang,
pemeriksaan ini mahal dan sulit. Sehubungan dengan penggunaan test pack,
dikatakan dr Hari pada prinsipnya tes hamil melalui urine pada dasarnya
mendeteksi kadar (beta hCG) beta subunit dari human chorionic gonadotropin.
Kepekaan tiap alat dalam memberikan nilai positif pun berbeda-beda, sekitar
10-100mIU/mL.
"Tes
urine merek apapun kurang lebih memiliki kepekaan yang sama, murah, cepat dan
efisien. Sebaiknya, untuk tes hamil menggunakan tes urine ini saja. Kecuali ada
kejadian lain yang dianggap perlu oleh dokter sehingga harus dilakukan
pemeriksaan lain yang lebih canggih," pungkas dr Hari. [Detik]