-->

Begini Cara Tepat Menghitung Usia Kehamilan

15 Maret, 2015, 12.55 WIB Last Updated 2015-03-15T05:57:18Z
Telat haid memang bisa menjadi indikasi jika seorang wanita tengah hamil. Ketika mendapati istri berbadan dua, tak jarang pasangan bahkan pihak orang tua keliru dalam menentukan usia kehamilan.

"Usia hamil dihitung dari hari pertama haid terakhir, yaitu dihitung dari perkembangan sel telur wanita yang terbuahi oleh sperma, bukan saat dibuahi," tegas dr Hari Nugroho SpOG saat berbincang dengan detikHealth dan ditulis pada Minggu (15/3/2015).

Dijelaskan dr Hari, usia kehamilan memang dihitung dari usia telur tersebut tumbuh. Pada saat 14 hari setelah telur tersebut tumbuh (pada wanita siklus mens 28 hari), telur dilepaskan dan ditangkap oleh fimbriae dari saluran tuba.

"Kemudian sel telur dibawa ke rahim. Nah, perjalanan ke rahim bila bertemu dengan sperma dan terjadi pembuahan ya terjadilah kehamilan," imbuh dokter yang praktik di RSUD Dr Soetomo Surabaya ini.

"Jadi usia kehamilan dihitung 40 minggu itu dari usia telur, bukan usia pembuahan. Apabila pembuahan tidak terjadi, keluarlah menstruasi. Pada wanita dengan siklus haid tidak teratur, bisa dengan USG. Kalau hasil pemeriksaan USG-nya kurang dari usia 20 minggu, akurat plus minus 3 hari," kata dr Hari.

Terkait tes kehamilan, dikatakan dr Hari tes yang paling akurat dan cepat adalah memeriksakan kadar EPF (early pregnancy factor) dalam darah di mana kadarnya sudah meningkat 48 jam pasca bertemunya sel telur dan sperma (fertilisasi).

Sayang, pemeriksaan ini mahal dan sulit. Sehubungan dengan penggunaan test pack, dikatakan dr Hari pada prinsipnya tes hamil melalui urine pada dasarnya mendeteksi kadar (beta hCG) beta subunit dari human chorionic gonadotropin. Kepekaan tiap alat dalam memberikan nilai positif pun berbeda-beda, sekitar 10-100mIU/mL.

"Tes urine merek apapun kurang lebih memiliki kepekaan yang sama, murah, cepat dan efisien. Sebaiknya, untuk tes hamil menggunakan tes urine ini saja. Kecuali ada kejadian lain yang dianggap perlu oleh dokter sehingga harus dilakukan pemeriksaan lain yang lebih canggih," pungkas dr Hari. [Detik]
Komentar

Tampilkan

Terkini