-->








Jasa Harus Dikenang, Salah Harus Dihukum

10 Maret, 2015, 01.28 WIB Last Updated 2015-03-10T00:00:25Z
Di sela-sela kunjungan Presiden Jokowi ke Aceh Utara, ada kesan tak terlupakan di dalam sanubari dan merupakan suatu kebanggaan tersendiri selaku mantan pejuang GAM.

Hari ini, satu kehormatan bagi Rambo, Panglima Muda Daerah-3 Pase ketika dijemput oleh Dandim Aceh Utara untuk menghadiri acara peletakkan batu pertama Waduk Krueng Keureutoe Paya Bakong, Aceh Utara.

Dandim Aceh Utara sempat menjemput seorang putra daerah yang kebetulan merupakan salah satu dari eks kombatan GAM yang berpengaruh di daerah Paya Bakong atau Daerah-3 wilayah Pase. Panglima Muda Daerah-3 Pase itu bernama lengkap Hasannuddin AB atau sering disapa Rambo Paybeck. Dandim menjemput jelang kedatangan Presiden Jokowi ke Paya Bakong untuk meresmikan Waduk Raksasa atau peletakkan batu pertama pembangunan Waduk seluas 1000 Hektar.

Menurut saya, ini bertanda baik, inilah bagian dari perkuatan perdamaian, damai yang bermartabat dan saling menghargai, karena setiap moment penting di daerah, Pemerintah atau TNI selalu melibatkan mantan pejuang Aceh.

Sama halnya yang pernah dilakukan oleh Panglima Kodam Iskandar Muda saat berkunjung ke Nisam Antara beberapa waktu lalu. Pangdam IM juga sempat berziarah ke makam almarhum Mutawali seorang komandan Kompi GAM dulu, yang meninggal saat konflik.

Sekali lagi, saya katakan ini bertanda baik bagi Aceh. Jika para pihak yang dulunya berseberangan, sekarang sudah sama-sama berjabat tangan saling sapa menyapa, mengajak, merangkul dan menghargai. Alangkah indahnya sebuah perdamaian bila diisi dengan ketulusan, dengan rasa kekeluargaan antara pihak-pihak yang sudah mengikrarkan Aceh sudah sepakat hidup dalam bingkai perdamaian NKRI.

Hari ini petinggi TNI sudah menunjukkan sikapnya ingin melihat Aceh terus damai. Inilah yang namanya perdamaian hakiki, semoga dengan kedatangan Presiden Jokowi kali ini membawa kedamaian bagi Aceh, karena Aceh adalah titik 0 NKRI.

Sudah saatnya kita lupakan konflik, mari kita musyawarah untuk kemajuan Aceh dan untuk kesejahteraan rakyat kita. Jangan ada lagi saling curiga antara aparat TNI dengan mantan-mantan kombatan GAM, karena perang tidak akan menyelesaikan masalah.

Hanya satu jalan untuk melupakan masa lalu, beri peluang untuk kemudahan ekonomi bagi mantan prajurit GAM agar proses reintegrasi berjalan lancar. Ini juga tugas tanggung jawab Pemerintah Aceh dan Pemerintah Pusat.

Untuk saat ini tercatat ada 60 % mantan prajurit GAM yang hidupnya kurang memadai. Namun damai ini tetap harus dijaga, tidak akan dibiarkan siapapun merusak, menciderai perdamaian yang sudah susah payah kita bina.

Yang penting, jasa harus dikenang, yang salah harus dihukum. Itu saja intinya.


Penulis: Imran Nisam seorang mantan kombatan GAM asal Nisam Aceh Utara
Komentar

Tampilkan

Terkini