-->








Ir. Hj. Fatimah, Reses Tampung Aspirasi Masyarakat

04 April, 2015, 17.15 WIB Last Updated 2015-04-04T10:46:17Z
ACEH TIMUR – Guna menyerap Aspirasi masyarakat Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) saat ini melakukan reses dimasing-masing dapil. Reses sendiri dimulai sejak 2 sampai dengan 7 April 2015.

Demikian hal itu disampaikan Ir. Hj. Fatimah Anggota DPRA dari komisi 6 disela-sela kunjungan resenya dibeberapa Desa diwilayah Kabupaten Aceh Timur, Jumat (3/4) kepada lintasatjeh.com.

"Tujuan reses untuk menyerap aspirasi masyarakat yang selanjutnya akan disidangkan sebelum aspirasi itu diusulkan masuk kedalam program pembangunan Pemerintah, " sebut Hj. Fatimah.

Selanjutnya, Hj Fatimah menjelasakan, jika tujuan dari reses yakni untuk menyerap aspirasi masyarakat, dirinya sendiri akan melakukan reses didaerah terpencil, seperti yang saya lakukan saat ini yakni, di Desa Jambo Labu, Desa Alur Gadeng II, Kecamatan Birem Bayeun dan Desa Julok Rayeuk Selatan, Kecamatan Indra Makmur, Kabupaten Aceh Timur.

Selain melaksanakan tugas dan fungsi kedewanan, menurutnya kegiatan reses ini dilakukan untuk mendukung optimalisasi kinerja Dewan Perwakilan Rakyat Aceh. Sebagaimana diketahui situasi dan kondisi masyarakat saat ini yang memiliki mobilitas yang sangat tinggi serta menuntut anggota DPRA untuk memiliki kemampuan yang cepat dan tinggi dalam menyerap apa yang terjadi ditengah-tengah masyarakat dan apa yang menjadi keinginan serta kebutuhan masyarakat khususnya masyarakat Aceh Timur pada umumnya masyarakat Aceh di daerah pemilihan masing-masing.

"Dari kegiatan reses, akan kita dapatkan masukan dan usulan dari masyarakat terkait pembangunan, dan semua masukan yang dihasilkan dari reses harus menjadi catatan bagi Anggota DPRA kemudian ditindaklanjuti aspirasi masyarakat tersebut, lalu dibawa kemasa persidangan untuk dipertimbangkan serta ditindaklanjuti aspirasi itu," terang Hj. Fatimah.

Hj. Fatimah menututrkan, selain menyerap aspirasi masyarakat juga sebagai upaya untuk mendekatkan diri kepada masyarakat sambil melihat kondisi Daerah, serta melihat persoalan apa yang sedang sedang terjadi ditengah-tengah masyarakat lalu disampaikan kepada Pemerintah untuk ditindaklanjuti. Oleh sebab itu, usulan masyarakat saat rese akan menjadi pertimbangan oleh Pemerintah untuk masuk dalam program pembangunan tahunan," katanya.

Ini Sejumlah Keluhan Warga Saat Reses

Dalam Rises Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Ir. Hj. Fatimah dari komisi 6 di kebeberapa Desa di Daearah pedalaman Kecamatan Birem Bayeun Aceh Timur, Kamis 2 April dan Jumat 3 April 2015 mendapati adanya laporan masyarakat, bahwa ada tiga Desa di Kecamatan Birem Bayeun  tidak mendapatkan jatah raskin sejak diberlakukan jatah raskin bagi masyarakat kurang mampu di seluruh Indonesia.

Hal itu dikatakan Keuchik Alur Gadeng II, didepan anggota DPRA Hj. Fatimah beserta Darmawan Anggota DPRA komisi 2 dalam rises tersebut yang didampingi Wakil Ketua I DPRK Aceh Timur Samsul Akbar, SE dan Suriadi, SHI anggota DPRK Aceh Timur  Komisi A, serta Nasri, S.Pd Kasi Pendidikan Usia Dini (PAUD) dari Dinas Pendidikan Aceh Timur.

Kata Keuchik Alur Gadeng II,  Desanya dan dua Desa lainya yakni, Desa Paya Rambong dan Alur Buloh, tidak mendapat jatah raskin, karena desa tersebut terletak dalam areal perkebunan.

"Kami merupakan masyarakat Aceh Timur seperti masyarakat lainya yang juga berhak mendapatkan jatah Raskin, meski kami bekerja di kebun jatah raskin harus dapat juga karena kami bukan orang kaya. Harapan kami kepada anggota DPRA untuk dapat memperjuangkan jatah beras raskin kepada kami, '' pinta Keuchik Alur Gadeng II.

Pada kesmepatan itu, Hj. Fatimah dari Fraksi Nasdem dalam menjawab aspirasi masyarakat mengatakan, pihaknya akan melaporkan prihal tentang tiga Desa tersebut yang sudah lama tidak mendapatkan jatah raskin dalam rapat DPRA usai reses nanti. Sebelum melakukan reses ke Desa Alur Gadeng II, Hj. Fatimah pagi harinya juga melakukan Rises di Desa terepencil Jambo Labu Kecamatan Birem Bayeun Aceh Timur, disana Hj. Fatimah menyepatkan diri mengunjungi PAUD Embun Pagi dan menyarahkan bungoeng jaroe (Buah Tanggan) kepada anak didik di PAUD tersebut.

Kemudian Hj. Fatimah dan rambongan, juga menggelar silahturrahmi dengan masyarakat setempat sembari menyerap aspirasi masyarakat daerah pedalaman tentang kesehatan masyarakat terutama tentang pelayanan BPJS.

"Dimana hingga hari ini masyarakat Aceh Timur di Daerah pedalaman masih banyak yang belum mendapatkan kartu Jaminan Kesehatan dari BPJS, untuk itu kita juga membawa dua petugas BPJS Cabang Langsa untuk dapat menjelaskan kepada masyarakat tentang prosudur pelayanan kesehatan BPJS, '' terang Hj. Fatimah.

Sementara, Darmawan dari Komisi 2 DPRA Fraksi PPP, juga menyerap aspirasi masyarakat di Desa Jambo Labu, tentang pertanian dan perekebunan, dimana selama ini masyarakat disana yang berpenghasilan hampir 90 persen sebagai pekebun karet, sangat merasakan krisis perekonomian, dikarenakan harga karet yang yang dalam setahun terakhir anjlok.  

''Terkait jalan usaha tani dan jalan akses ke daerah pedalaman dengan kondisi belum memadai alias rusak parah, merupakan persolan yang paling krusial dihadapi masyarakat pedalaman dalam meningkatkan perekonomian warga, terutama disektor perekebunan dan pertanian, ini merupakan persolan krusial yang harus mendapat prioritas pemerintah dan ini akan menjadi bahan serapan utama DPRA dalam mengangarkan anggaran untuk kesejahteraan masyarakat didaerah pedalaman, '' demikian pungkas Darmawan kepada lintasatjeh.com disela-sela risesnya.

Sementara itu Warga Desa Julok Rayeuk Selatan Daerah terpencil di Kecamatan Indra Makmur membutuhkan bangunan tower BTS (Base Transceiver Station) untuk sinyal ponsel, pasalnya selama ini warga disana harus mencari sinyal hp diatas bukit saat untuk menghubungi sanak saudaranya diluar Daerah.

Hal itu disampaikan ibu Wakinah (45) seorang Ibu Rumah Tangga, warga setempat didepan anggota DPRA Ir Hj. Fatimah dari komisi 6, didampingi Suriadi anggota DPRK Aceh Timur dari Partai Aceh, saat melakukan Rises di Desa tersebut Jumat 3 April 2015.

Katanya sinyal hand phone merupakan kebutuhan utama warga disana, pasalnya, saat kami menghubungi anak-anak kami yang kuliah di kota, terpaksa mencari tempat yang tinggi dengan jarak hingga 3 km. Harapan kami kepada DPRA untuk dapat menyampaikan aspirasi kami ini kepada pihak provider baik itu Telkomsel, XL atau provider lainya, '' ujar Wakinah.

Desa Julok Rayeuk Selatan merupakan sebuah Desa terpencil dengan jumlah penduduk mencapai 1500 jiwa dengan mata pencarian kebanyakan karyawan Kebun PTPN KSO PTPN 1 JRS. Jarak  tempuh Desa tersebut dari pusat ibu kota kecamatan mencapai 21 km, sedangkan  dari pusat Ibu Kota Aceh Timur mencapai 55 km.

Selain sinyal HP yang mendesak, warga disana juga menyampaikan bahwa Desa mereka sangat membutuhkan sebuah sekolah SMP, yang tanahnya harus disediakan oleh pihak PTPN setempat, kita telah melayangkan surat kepada pihak PTPN III untuk memberikan tanah lokasi sekolah SMP, sementara pihak Dinas Pendidikan Aceh Timur telah menyiapkan sebuah bangunan sekolah SMP, '' kata Keuchik Desa Julok Rayeuk Selatan. [Iskandar]
Komentar

Tampilkan

Terkini