-->

Menlu Retno Yakin Ambalat Takkan Jatuh ke Tangan Malaysia

21 Juni, 2015, 12.46 WIB Last Updated 2015-06-21T05:47:12Z
IST
JAKARTA - Pemerintah Indonesia hingga kini belum mengirimkan nota protes terkait sejumlah pesawat tempur Malaysia yang masuk ke wilayah Ambalat tanpa izin. Pihak Kementerian Luar Negeri pun masih bersabar menunggu laporan yang dibuat oleh TNI terkait koordinat di mana saja pesawat tersebut pernah masuk ke Indonesia.

Namun, Kementerian Luar Negeri sepertinya tak khawatir Ambalat akan senasib dengan Sipadan dan Ligitan, jatuh ke tangan Malaysia. Adapun TNI sebaliknya.

Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengatakan Ambalat tak akan jatuh ke tangan Malaysia. "Tidak. Insya allah tidak," ujar Retno saat ditemui di kawasan Senayan, Sabtu (20/6).

Untuk masalah koordinat, Retno mengatakan tim Kementerian Luar Negeri masih menantikan laporan dari Panglima TNI Jenderal Moeldoko. Menurut Retno, Panglima TNI sudah berjanji akan segera menyerahkan koordinat tersebut.

Retno bilang tidak akan begitu saja mengirimkan surat nota protes tanpa ada kejelasan di mana posisi konkret pesawat tempur Malaysia melakukan pelanggaran.

"Saya sudah bicara pada Panglima TNI dan setiap ada indikasi dan kita peroleh info dari TNI, kita minta koordinat sebelum protes kita harus dapat info pasti soal koordinat," ujar Retno.

Pelanggaran wilayah udara khususnya terjadi di langit Ambalat, sisi timur pantai Kalimantan. Hal ini membuat TNI khawatir Blok Ambalat akan mengalami nasib serupa dengan Pulau Sipadan dan Ligitan yang lepas dari RI dan jatuh ke tangan Malaysia.

“Jika pemerintah tak melayangkan nota protes ke Malaysia, maka bisa terjadi seperti Sipadan dan Ligitan. Alasan Malaysia (dalam kasus Sipadan dan Ligitan) adalah karena mereka melintasi wilayah tersebut dan kita biarkan,” kata Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Mayor Jenderal Fuad Basya kepada CNN Indonesia, Selasa malam (16/6).

Sejak dekade 1960-an, Indonesia dan Malaysia kerap bersitegang terkait Blok Ambalat. Puncak perseteruan terjadi pada 2002 ketika Mahkamah Internasional memenangkan Malaysia pada sengketa kepemilikan Pulau Sipadan dan Ligitan yang berada di Blok Ambalat.

Blok Laut Ambalat memiliki luas wilayah sekitar 15 kilometer persegi dan terletak di Laut Sulawesi atau Selat Makassar, dekat perbatasan antara Sabah, Malaysia, dengan Kalimantan Timur. Blok Ambalat menyimpan kekayaan tambang bawah laut, utamanya minyak, meski tidak semua wilayah di blok ini kaya akan minyak mentah.

Untuk mencegah jet tempur Malaysia 'gentayangan' di Ambalat, TNI Angkatan Laut dan Angkatan Udara kini menggelar Operasi Sakti di sekitar Blok Ambalat. Kedua matra TNI itu menurunkan alat utama sistem persenjataan seperti tiga kapal perang (KRI), dua pesawat Sukhoi Su-27 dan Su-30, dan tiga pesawat F-16 Fighting Falcon.[cnnindonesia]
Komentar

Tampilkan

Terkini