-->

Kisah Memprihatinkan Bilal Musholla di Aceh Timur

03 Juli, 2015, 13.45 WIB Last Updated 2015-07-03T10:57:19Z
ACEH TIMUR - Sudah beberapa tahun konflik di Aceh usai, namun pemerintah daerah belum mampu mensejahterakan masyarakat pasca damai. Seperti kisah seorang bilal musholla yang sehari-hari bekerja serabutan, kondisi kehidupannya sangat memprihatinkan. Terkadang, ia harus menyewakan jasanya untuk membajak sawah milik warga lainnya, tak hanya sawah, apapun ia lakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.

Bilal musholla di desa Seunebok Dalam, Kecamatan Idi Tunong, Kabupaten Aceh Timur ini, biasa dipanggil dengan sebutan Tengku Gedong. Ia rela menghabiskan waktunya untuk menjaga mushola dan membersihkannya setiap hari, tanpa memikirkan kebutuhan dan isi dapur dirumahnya.

“Saya sengaja membersihkan mushola ini tanpa ada paksaan oleh pihak manapun, saya melakukannya dengan ikhlas, tanpa mengharapkan imbalan. Biarpun selama ini tak ada imbalan khusus yang saya terima setiap bulannya, biarpun isi dapur tak ada, namun kedamaian selalu saya rasakan setiap saya pulang dari musholla,” demikian tutur Tengku Gedong  kepada wartawan di rumahnya yang sangat sederhana, Kamis (2/7/2015).

”Iya, saya syukuri biarpun harus tidur diatas tanah yang saya lapisi terpal. Dan disaat hujan, saya harus bekerja keras mencari ember untuk menampung air hujan yang bocor dari atap rumbia,” kata Tengku Gedong.

Tengku Gedong merupakan salah satu dari puluhan warga miskin di Kecamatan Idi Tunong, Aceh Timur. Ia tinggal di rumah berukuran 6 X 9 meter persegi, rumah yang terbuat dari batang rumbia dan berdinding bambu seadanya. 

Berdasarkan informasi yang dihimpun, Tengku Gedong dulunya pernah dijanjikaan bantuan perbaikan rumah, namun sampai saat ini dirinya belum juga menerima bantuan rumah tersebut. 

Adapun informasi yang diterimanya, rumah jatah bantuan untuknya telah dikabulkan pemerintah namun bantuan itu dberikan untuk orang lain dan bukan untuk dirinya.

"Saya berharap agar pemerintah bisa membantu rumahnya ini. Karena sudah sangat tidak mampu untuk membangun rumahnya, apalagi memperbaikinya," demikian harapnya.[ar]
Komentar

Tampilkan

Terkini