![]() |
| IST |
JAKARTA - Kasus desahan di kokpit maskapai penerbangan
Lion Air ternyata tak hanya marak diberitakan oleh Tanah Air. Ternyata dunia
pun turut menyorotinya.
Seperti
dikutip dari News.com.au, Sabtu (21/11/2015), media Australia ini menuliskan
kasus tersebut memicu maskapai penerbangan murah terbesar Indonesia itu
melakukan penyelidikan internal.
"Kopilotnya
sudah dilarang terbang," tulis media dari Negeri Kanguru itu mengutip
pernyataan Direktur Lion Air Edward Sirait dalam sebuah pernyataan.
Langkah
pencabutan izin terbang, sebagai kompensasi si kopilot yang mengaku menciptakan
desahan menghebohkan yang dibuat sebagai kejutan ulang tahun juga dimuat media
Inggris Daily Mail. Situs tersebut memberitakan tajuk pada artikel terkait
kasus tersebut 'Pilot banned from flying after 'offering divorced Air Hostess
as compensation for a delay on a flight to Bali'.
Sementara
media Pakistan, Tribune.pk menyebutkan dalam artikel 'Indonesian pilot grounded
for 'offering hostess as compensation' bahwa pemberitaan heboh itu bermula dari
laporan seorang penumpang bernama Lambertus Maengkom.
Media
Pakistan itu membeberkan bahwa ketika pesawat Lion Air lepas landas
terlambat dari pulau Jawa, kopilot juga bercanda menawarkan pramugari janda
yang bertugas sebagai permintaan maaf melalui pengeras suara.
Situs
Singapura The Straits Times pun tak mau ketinggalan menulis kasus desahan di
kokpit Lion Air tersebut. Laman tersebut menjudulinya Indonesia's Lion Air
grounds pilot for 'offering flight attendant as compensation' for delay.
Sedangkan
media Malaysia The Star Online menulisnya dalam headline Outrage over
attendant ‘offered’ for flight delay.
Lalu media asing dari Selandia Baru Stuff.co.nz memberikan tajuk Grounded
pilot denies offering flight attendant to passenger.
Eyewitneess
News juga turut merengkuh ramainya pemberitaan tersebut dalam artikel berjudul
Pilot Grounded for Apparently Offering Hostess as Compensation.
Seluruh
penumpang JT 990 rute penerbangan Surabaya-Denpasar yang terbang pada pukul
21.30 WIB, Sabtu 14 Nobember 2015, seketika terkejut. Mereka saling
menatap satu sama lain.
Tidak
ada kata yang keluar dari mulut para penumpang Lion Air itu selain
keheranan. Ada yang tidak biasa dari nada yang keluar dari pengeras suara.
"Terdengar
suara aneh dan mendesah-desah dari speaker kabin selama perjalanan," tulis
Lambertus dalam laman bandara.web.id, Minggu 15 November dan diunggah sekitar
pukul 10.46 WIB.
Suara
desah juga membuat jantung penumpang berdebar. Penumpang khawatir akan keselamatannya
selama dalam perjalanan.
Tidak
terima dengan perlakuan kru maskapai swasta nasional bertarif rendah tersebut,
Lambertus dan beberapa penumpang lain akhirnya memutuskan untuk mengklarifikasi
langsung dengan pilot dan kopilot sesampainya di Ngurah Rai, Denpasar.
Tapi
apa daya, pilot yang bertanggung jawab selama penerbangan tersebut menolak
untuk menemui penumpangnya. Akhirnya, Lambertus memutuskan untuk menuliskan
'kisah pahit'-nya itu di laman bandara-web.id. [Liputan6]

