![]() |
IST |
JAKARTA - Peneliti Para Syndicate Institute, Toto Sugiarto
menilai keterlibatan bakal calon gubernur DKI Jakarta, Yusril Ihza Mahendra dalam
kasus gugatan warga Bidara Cina kepada Pemprov DKI Jakarta terkait proyek
sodetan Ciliwung cenderung digerakkan oleh motif politik. Langkah Yusril
terkesan direkayasa dan tanpa ketulusan.
Pasalnya,
Yusril yang menjadi pengacara warga Bidara Cina menggiring opini bahwa
kemenangan warga atas gugatan tersebut merupakan kekalahan Gubernur DKI Jakarta
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Padahal, gugatan tersebut merupakan gugatan
warga kepada Pemprov DKI Jakarta, bukan terhadap Ahok sebagai pribadi.
"Yang
dilakukan Yusril itu murni politis. Dia melakukannya dengan maksud mengalahkan
bakal pesaing utama, yaitu Ahok dan mendapat dukungan warga Jakarta di Pilgub
2017," ujar Toto di Jakarta, Sabtu (30/4).
Toto
menilai langkah Yusril ini tidak otentik. Semua langkah Yusril terkesan
direkayasa dan tidak terlihat ketulusan. Langkah itu merupakan upaya untuk
mengalahkan Ahok sebelum pertandingan dimulai.
"Selama
ini Yusril ke mana? Jelang pilgub baru muncul dengan menjadi pengacara warga
Bidara Cina dan menjadi pembela warga Luar Batang, serta kasus Bantar Gebang.
Kelihatan sekali motif politisnya," tegas Toto.
Lebih
lanjut, dia mengatakan kemenangan warga Bidara Cina atas Pemprov DKI Jakarta
memang memengaruhi popularitas dan elektabilitas Yusril dan Ahok. Namun, dampaknya
tidak signifikan.
"Pemilih
DKI Jakarta adalah pemilih yang rasional. Mereka paham bahwa Yusril melakukan
ini untuk kepentingan dirinya sendiri. Jika bukan demikian, ke mana saja dia
selama ini?" kata Toto.
Toto
juga memprediksi bahwa pertarungan antara Yusril dan bakal calon lain melawan
Ahok pasti berlanjut dan semakin panas. Pasalnya, sasaran tembak dari semua
politikus yang berharap maju di Pilgub DKI Jakarta adalah Ahok. [beritasatu]