![]() |
IST |
NEW YORK - Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik
Kementerian Luar Negeri di Markas PBB di New Yorkk, Esti Handayani, pada
pertemuan sesi ke-19 High-level Committee on South-South Cooperation, 16-19 Mei
2016, mendesak PBB memperkuat manfaat Kerjasama Selatan-Selatan untuk Indonesia
dan negaara-negara berkembang lainnya.
Pada
pertemuan ini, ia juga menyuarakan pentingnya penguatan dukungan multilateral
terhadap KSS melalui rencana aksi yang terintegrasi untuk mencapai tujuan
pembangunan berkelanjutan/sustainable development goals, dengan meningkatkan
peran badan-badan khusus PBB yang terkait dengan KSS, dan melalui peningkatan
upaya-upaya untuk mewujudkan kesejahteraan negara-negara berkembang.
Selain
melalui partisipasi aktif dalam pertemuan, Indonesia juga bertindak selaku
anggota Biro High-level Committee on South-South Cooperation.
Sementara
itu, Duta Besar Dian Triansyah Djani, Wakil Tetap RI untuk PBB, menambahkan
bahwa di ranah domestik, Indonesia telah mengintegrasikan Kerja Sama
Selatan-Selatan sebagai salah satu sarana strategis dalam mencapai tujuan
pembangunannya, termasuk dalam RPJMN 2015-2019.
"Di
arena internasional, Indonesia merupakan salah satu negara yang paling aktif
menghidupkan KSS, pada level bilateral, regional, dan multilateral. Komitmen
KSS Indonesia telah dimulai sejak penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika tahun
1955 yang telah melahirkan Gerakan Non-Blok," tambah Dubes Djani.
Indonesia
telah melakukan lebih dari 400 program antara tahun 2000-2015 yang melibatkan
ribuan peserta dari negara berkembang dan mencakup pelatihan, beasiswa,
pengiriman ahli, dan berbagi teknologi.
Melalui
KSS, Indonesia menekankan pentingnya peningkatan kerja sama dan solidaritas
antara negara berkembang untuk mengatasi berbagai tantangan pembangunan dan
secara maksimal mendorong pertumbuhan ekonomi. [Jaringnews]