-->

Mengapa Brimob Menembaki Tim Satgas Intel Tinombala???

27 Juli, 2016, 20.56 WIB Last Updated 2016-07-27T14:08:46Z
IST
POSO - Ditengah maraknya isu penembakan terhadap gembong teroris yang selama bertahun-tahun menjadi target bagi aparat keamanan terutama Polisi, yang selama ini bersembunyi di wilayah hutan di Poso, dan kemudian TNI menjadi satuan yang dianggap mampu menemukan persembunyian Santoso dalam waktu singkat bahkan menembak mati yang bersangkutan.

Saat ini, kembali digemparkan dengan informasi tertembaknya seorang anggota TNI bahkan yang bersangkutan masuk dalam Tim satgas Intel Tinombala oleh anggota Polisi di Poso. Ada apa ini semua?

Bisakah pihak polisi menjawab ini semua?, pasalnya belakangan ini dikatakan bahwa yang memiliki kecenderungan melanggar HAM adalah pihak TNI, nah ini malah Polisi menembak TNI. Apalagi yang akan dijadikan alasan oleh pihak Polisi kalau sudah terjadi demikian. "tidak sengajakah?, atau kena peluru pantulan?" hahaha... sungguh Aneh... inikah kehebatan Polisi?

Sungguh sangat menyedihkan karena pasukan terlatih kita MATI yang disebabkan kebodohan Polisi. Yang lebih menyedihkan lagi hal tersebut terjadi dan dilakukan oleh aparat Polisi yang notabene dikatakan sebagai aparat yang taat kepada HAM dan paling mampu mengatasi Terorisme. Apakah ini yang disebut profesionalisme Polisi, atau mungkin bisa dikatakan bahwa Profesionalisme Polisi harus dikaji kembali.

Mari kita sideback terhadap beberapa kasus yang ditangani oleh pihak Polisi. Berapa banyak orang yang diduga teroris yang sudah mati terbunuh oleh Pihak Polisi (Densus 88). Kalau seperti ini berarti sama saja bahwa Polisi sudah menjadi senjata pembunuh bagi lawan-lawanya. Padahal kalau dilihat dari tugas pokok polisi dan sesuai dengan MOTTO Kepolisian, bahwa “POLISI adalah sebagai PENGAYOM dan PELINDUNG rakyat”. Tapi kenapa hampir tak satupun terduga teroris yang ditangkap hidup.

Rakyat mana yang sudah dilindungi oleh Polisi?, sementara kalau kita ingat, kasus Siyono di Solo, yang nyata-nyata mati saat ditangan Polisi. Kita tidak tahu kanapa? Tapi yang jelas faktanya demikian. Barangkali hal ini perlu adanya evaluasi terhadap psikologi aparat kepolisian. Karena kita tahu bahwa Polisi yang bunuh diri dan membunuh keluarganya juga banyak.

Katanya polisi sebagai pelindung rakyat, tapi senjatanya melebihi aparat TNI. Mana nih yang benar?, apakah senjata Polisi pas kalau digunakan untuk membunuh rakyatnya sendiri?, sudahkah sesuai dengan MOTTO yang dimiliki kepolisian?

Ini menjadi PR bagi pemerintah ke depan agar tidak jatuh korban-korban berikutnya. Perlu adanya evaluasi bagi aparat kepolisian termasuk setandar senjata yang bisa digunakan oleh kepolisian, karena kalau dilihat bahwa senjata Polisi lebih hebat dari senjata TNI yang memang digunakan untuk membunuh musuh-musuhnya.

Apakah rakyat diposisikan sebagai musuh Polisi, sehingga Polisi perlu senjata yang sangat modern dan mematikan ?, wallahuaklam.[Kompasiana]
Komentar

Tampilkan

Terkini