IST |
JAKARTA -
Kepala Subdivisi Risiko Perekonomian dan Sistem Perbankan LPS Mochammad Doddy
Arifianto setuju terkait dengan adanya
peluang yang disebutkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bahwa rasio kredit
bermasalah (non-performing loan/NPL) untuk turun secara perlahan di bawah 3,1
persen (gross) pada 2017.
"Terkait dgn NPL,
saya setuju dgn OJK pada kuartal 3 2016 sd 1 2017 ini memasuki puncak. Setelah
itu NPL akan menurun secara perlahan," kata Dody Arifianto di Jakarta,
Kamis (10/11/2016).
Doddy mengatakan,
pertumbuhan kredit pada situasi saat ini terutama di sektor infrastruktur
related dan konsumsi.
"Menjelang akhir
tahun 2017, manufaktur juga bisa meningkat karena perbaikan iklim bisnis,"
ujarnya.
Ekonom Lembaga Penjamin
Simpanan (LPS) tersebut menilai pertumbuhan kredit perbankan pada tahun 2017 di
kisaran angka 9 sampai 10 persen.
"Pertumbuhan kredit
saat ini masih belum optimal, tahun ini disekitar 8 Persen,"ujarnya.
Menurutnya, hal itu lebih
banyak disebabkan oleh sisi demand, yang masih lemah karena prospek ekonomi dan
harga komoditas yang relatif rendah.
Sementara Ekonom Institute
for Development of Economic and Finance (Indef) Bhima Yudhistira
Adhinegara menyebutkan sektor Jasa
Keuangan juga terimbas kinerja kredit yang
masih lesu.
Menurutnya, pertumbuhan
sektor jasa keuangan turun 8,83% dari TW II sebesar 13,51% di iringi oleh
pertumbuhan kredit yang lesu dan NPL yang tinggi.
"Penurunan suku bunga
acuan BI, 7 days repo terbukti belum mampu menurunkan bunga kredit. Single
digit masih jauh dari angan," katanya.[Rls]