IST |
JAKARTA -
Pengamat Ekonomi Pertanian dari IPB Didin Damanhuri mengapresiasi positif
capaian produktivitas kelapa sawit Indonesia, khususnya menyangkut kuota
ekspor. Menurut dia, hal itu menunjukkan kelapa sawit bisa menjadi pendorong
pertumbuhan ekonomi nasional.
Didin mengatakan, (14/11/2016),
di tengah melambatnya ekonomi global dan persaingan perdagangan dengan
Malaysia, kelapa sawit Indonesia masih mampu unggul secara kinerja
produktivitas ekspor.
"Itu hal yang baik.
Saingan perkebunan kelapa sawit kita kan dengan Malaysia, namun Indonesia masih
bisa mempertahankan sisi ekspornya, menyumbang devisa untuk negara. Kita
sama-sama tahu bahwa sampai kini kelapa sawit masih jadi komoditas
ekspor," tutur Didin.
Menurut Didin, agar
industri kelapa sawit Indonesia tetap bisa menjadi andalan penerimaan negara,
bahkan kini lebih besar dari minyak bumi dan gas, pemerintah juga diharapkan
perlu serius melakukan pembenahan di sisi hilir atau pengolahannya.
"Kita jangan sampai
terjebak, terlena dengan hasil jumlah produksi kelapa sawit saja," ujar
Didin.
Dia mengungkapkan,
pembenahan terhadap sisi hilir kelapa sawit akan menjadi membuka dan pendukung
berjalannya industri pengolahan nasional yang dilakukan oleh pelaku usaha
bangsa Indonesia.
Hal tersebut juga dapat
menjadi penangkal masuk dan menguasainya korporasi asing untuk melakukan
pengolahan kelapa sawit Indonesia karena bangsa sendiri telah mampu.
"Itu juga bisa
mendongkrak pertumbuhan ekonomi, jangan hanya fokus di hulu. Perlu kebijakan
keberpihakan politik untuk menata sisi hilir kelapa sawit supaya pengolahan
jatuhnya ke pelaku usaha bangsa sendiri," ucap Didin.
Didin mengungkapkan,
pembenahan sisi hilir industri kelapa sawit tersebut akan mengubah sudut
pandang Indonesia yang selama ini kaku hanya di sektor hulu. Didin berpendapat,
Pemerintah Indonesia perlu membatasi kepemilikan asing dalam hal pengolahan
kelapa sawit kemudian menyerahkan porsinya lebih banyak ke pelaku usaha
nasional.
"Dengan begitu, kita
bisa mendongkrak dan menjaga kepentingan pertumbuhan ekonomi bangsa," ucap
Didin.
Sebelumnya, Badan
Pengelolaan Dana Perkebunan (BPDP) merilis data bahwa ekspor kelapa sawit
nasional Januari hingga Agustus 2016 mencapai 28 juta ton ke sebanyak 26
negara. Jumlah tersebut semakin meningkat dibandingkan dengan periode yang sama
tahun lalu hanya menembus ekspor ke 13 negara.[Rls]