-->

LPM Unimed Gelar Coaching Clinic Penyusunan Proposal

15 Maret, 2017, 22.29 WIB Last Updated 2017-03-17T12:40:59Z
MEDAN - Penelitian dan pengabdian yang dilaksanakan oleh dosen harus menjadi solusi yang konkrit bagi permasalahan yang ada di masyarakat. Dari riset-riset yang dilakukan oleh peneliti yang dikembangkan akan menjadi sebuah luaran yang dapat dipergunakan oleh masyarakat sebagai sebuah pengabdian dan dapat menjadi produk yang dibuat secara massal.

Hal ini diungkapkan oleh Rektor Unimed, Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd disela-sela acara coaching clinic bimbingan teknis penyusunan proposal pengadian kepada masyarakat, dosen dan pengelola jurnal se-lingkungan Unimed di lt. IV digital library (15/03/2017), yang dilaksanakan oleh Lembaga Pengadian Masyarakat (LPM Unimed).

Lanjut Prof. Syawal, kita berharap kegiatan coaching clinic yang digelar LPM Unimed ini dapat memicu semangat bapak/ibu dosen Unimed untuk lebih peduli terhadap kebutuhan fundamental masyarakat di Sumatera Utara. Ide-ide kreatif yang dapat kita angkat ke dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat bisa kita lakukan dengan baik.

"Kita berharap tahun 2017 ini, dosen Unimed yang dapat hibah nasional pengabdian pada masyarakat bisa meningkat. Tidak hanya meningkatkan yang kita kejar, akan tetapi juga kebermanfaatan kegiatan pengabdian tersebut untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat Sumatera Utara," pintanya.
Ketua LPM Dr. Kustoro, dalam laporan ketua panitia mengatakan Kegiatan Bimtek 2017 merupakan kegiatan rutin yang dilakukan LPM sebagai kontributor utama dalam program PPM tingkat nasional. Difokuskan pada pengadian masyarakat karena melihat kebutuhan dan motivasi dosen secara oprasional belum semua diapresiasi.

"Kita melihat proposal tahun 2016 Unimed yang diajukan 168 proposal, hanya 41 proposal yg diterima. Untuk itu kita perlu bimbingan teknis lebih lanjut dengan mendatangkan viewer nasional dari Kemristekdikti. Semoga tahun 2017 ini dapat lebih banyak lolos dan diterima," terangnya.

"Walaupun terjadi penurunan secara Nasional, posisi Unimed menduduki peringkat 7 Nasional dibawah UNDIP dan Unibraw," imbuhnya.

Sementara itu, Dr. Suparni Setyowati Rahayu, M.Si. mengatakan kesalahan umum proposal biasanya terjadi karena administrasi tidak patuh pada pedoman, tujuan salah kamar/luaran tidak sesuai skema, substantif roadmap, metode, teori tidak logis dan sering pengulangan, pelanggaran etika dan taktik dan lainnya.

"Untuk pengajuan pendanaan tahun 2017 ada 11.068 proposal pengajuan tapi hanya 2887 proposal yang diterima dan didanai. Unimed sendiri hanya 41 proposal yang lolos dan didanai. Untuk itu, perlu diperhatian untuk pengajuan proposal berikutnya, tidak ada salahnya jika direview terlebih dahulu sebelum dikirim sehingga besar kemungkinan pengajuan akan lolos dan diterima,” ujarnya.

Turut hadir dalam kegiatan itu, Pemateri dari Reviewer Nasional Direktorat Riset dan Pengadian Masyarakat Kemristekdikti Dr. Suparni Setyowati Rahayu, M. Si. Wakil Rektor II Dr. Restu, MS, Wakil Rektor III Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd., Ketua LPM Dr. Kustoro Budiarta, ME, Dekan FMIPA Dr. Asrin Lubis, M.Pd., Dekan FBS Dr. Isda Pramuniati, M.Hum., Dekan FIS Dra. Nurmala Berutu, M.Pd., dan ratusan Dosen se-lingkungan Unimed.[Red]
Komentar

Tampilkan

Terkini