-->

FPRM: Ketua DPD APDESI Aceh Terindikasi Sebagai Provokator!

25 April, 2017, 00.04 WIB Last Updated 2017-04-24T19:31:10Z


ACEH TAMIANG - Ketua DPD APDESI Aceh, Wilda Muklis SH.I, terkesan sebagai 'organisator' aneh. Pasalnya, beberapa jam setelah munculnya berita berjudul: Foto Profil Akun FB 'DPD APDESI Aceh' Bukan Logo Organisasi, FPRM: Lebay!, pada Selasa (18/04/2017) kemarin, dikabarkan dirinya melakukan tuduhan secara semena-mena dan melontarkan kata-kata jorok kepada Ketua KNPI Aceh Tamiang, Adlin Nur.

Namun saat dikonfirmasi LintasAtjeh.com melalui WhatsApp (WA) Messagenya, Senin (24/04/2017) sekira pukul 20.10 WIB, Ketua DPD APDESI Aceh, Wilda Muklis baru membaca pesan konfirmasi yang dikirim oleh LintasAtjeh.com sekitar pukul 21.25 WIB, namun sampai berita ini dikirim ke redaksi sekira pukul 23.30 WIB, Wilda belum memberikan hak jawabnya 'sepatah' katapun. 


Terkait sikap Wilda yang aneh tersebut, Ketua Forum Peduli Rakyat Miskin (FPRM) Aceh, Nasruddin, secara tegas mengatakan bahwa Ketua DPD APDESI Aceh seorang 'organisator' cemen karena terkesan tidak berani memberikan hak jawabnya dan diduga dia tidak memahami ilmu organisasi tapi berlagak sebagai organisator yang kesohor.


Nasruddin menjelaskan, organisasi merupakan sebuah wadah untuk mengembangkan bakat, kompetensi, keinginan, kegemaran yang bertujuan untuk mengetahui jati diri yang dimiliki. Disamping itu bisa saling mengenal karakter antara yang satu dengan lainnya, juga dapat mengajarkan tentang disiplin, tepat waktu, kebersamaan, kekompakan, bahkan sesuatu yang tidak bisa dikatakan hanya, dapat di rasakan.


Oleh karenanya, kata Nasruddin, setiap orang yang berorganisasi atau disebut organisator akan selalu menjaga etika dan sopan santun ketika berbicara berkomunikasi.Tidak ceplas ceplos saat melakukan perbincangan dengan sesama, memiliki kepedulian hati untuk membantu seseorang, terkadang lebih mementingkan menolong seseorang dari pada dirinya sendiri.

Seorang organisator pandai bergaul. Meskipun orang itu baru dikenalnya tapi dapat mengakrabkan diri. Orang yang diakrabnyapun merasa senang dan tidak terganggu. Mampu mengenal karakter seseorang, mampu memanage/mengatur waktu, dan pintar menempatkan sesuatu pada tempatnya.

"DPD APDESI Aceh, Wilda Muklis SH.I, tidak layak disebut organisator namun terindikasi sebagai provokator," pungkas Nasruddin, yang juga mantan aktivis '98.[Zf]
Komentar

Tampilkan

Terkini