-->








Edi Obama: PMI Kabupaten Bireuen Merasa Dirugikan

24 Juni, 2017, 10.09 WIB Last Updated 2017-06-24T03:09:16Z
BIREUEN - Ketua Palang Merah Indonsia (PMI) Kabupaten Bireuen, Edi Saputra alias Edi Obama, mensinyalir, ada orang-orang atau pihak tertentu yang telah memanfaatkan situasi dan mempolitisir terkait kesalahpahamannya dengan Syahrul Rizal (salah seorang Relawan PMI Bireuen), untuk mencemarkan nama baik PMI dan Dirinya.

Untuk mengetahui fakta yang sebenarnya, Edi Obama mengungkapkan kronologis kejadian yang sebenarnya kepada Media ini, Sabtu (2406/2017).

Kejadian ini, berawal dari postingan facebook pada 17 Juni 2017 atas nama Syahrul Rizal Lbr, yang tidak lain adalah Relawan PMI Kabupaten Bireuen. Di postingan tersebut, Syahrul menyampaikan keinginannya untuk berbuka puasa bersama anggota PMI. Bagi Edi, postingan tersebut tidak ada masalah, dan hak setiap orang untuk menyampaikan informasi.

Akan tetapi, banyak komentar di dalamnya yang menjadi bahan ejekan dan sindiran. Makanya, Edi Obama dalam kapasitasnya sebagai Ketua PMI Bireuen, merasa kecewa dan menganggap yang bersangkutan telah menghina Lembaga yang sangat berkonstrubusi dalam menyelamatkan ribuan nyawa manusia melalui Donor darah teraebut.

Melihat postingan dan komentar tersebut, Edi mencoba menghubungi Syahrul Rizal, Rabu dini hari (21/6/2017). Dia menanyakan, kenapa harus begitu cara penyampaiannya ke media sosial. Padahal, selama ini hubungan keduanya sangat baik.

Menyadari kesalahannya, seketika itu juga Syahrul Rizal langsung meminta maaf kepada Ketua PMI atas kesalahan postingannya tersebut. Sesaat kemudian, Edi kembali mencoba menghubungi yang bersangkutan, tetapi tidak diangkatnya lagi.

Merasa penasaran kenapa teleponnya tidak diangkat, Edi bersama para relawan PMI dan sopir pribadinya mendatangi rumah Syahrul di Gampong Teupok Baroh, Kecamatan Jeumpa. Sesampainya mereka di sana, ternyata Syahrul tidak berada di tempat, melainkan di rumah mertuanya.

Sambil menanti kedatangan Syahrul, Edi Obama menungguinya diteras rumah. Kemudian, tibalah Syahrul dan langsung minta maaf lagi atas kesalahan terkait postingannya tersebut.

Disitulah terjadi kekhilafan bagi Edi Obama. Sambil menasehatinya dengan penuh haru, tanpa sengaja Edi mangayunkan tangannya ke arah Syahrul. Itu pun karena Edi merasa kesal tangannya terus dipeluk oleh Syahrul sambil meminta maaf. Bahkan, sampai Edi pulang pun, tangannya masih dipeluk oleh Syahrul diiringi kata maaf juga.

"Kalau memang Syahrul tidak ada salah sama saya, kenapa Syahrul harus minta maaf. Ini membuktikan, bahwa Syahrul juga merasa salah terkait postingannya yang menyudutkan lembaga yang membesarkan namanya tersebut," sebut Edi.

Setelah terjadinya insiden tersebut, Edi bersama relawan PMI pergi meninggalkan rumah Syahrul. Keesokan harinya, Syahrul menghadap Sekretaris PMI Bireuen, Juanda. Tujuannya, meminta dimediasi agar dapat dipertemukan dengan Edi, untuk meminta maaf dengan disaksikan oleh pengurus lainnya.

Setelah bertemu, Syahrul kembali meminta maaf atas kesalahannya tersebut, dan Edi juga sudah memaafkannya yang disaksikan oleh pengurus PMI Kabupaten Bireuen.

Sebagai bentuk tanggung jawab moral kepada bawahannya, dan Edi juga sudah mengakui semua kesalahannya, Ketua PMI Bireuen ini juga berinisiatif menjumpai pihak keluarga Syahrul. Tujuannya adalah untuk bersilaturrahmi sekaligus meminta maaf kepada keluarga Syahrul dan perangkat desa.

Sesampai di rumah Syahrul, rombongan pengurus PMI Bireuen disambut oleh pihak keluarga dan perangkat desa tersebut. Dalam sambutannya, Keuchik Teupok Baroh menyambut baik kedatangan Ketua PMI Bireuen beserta rombongan. Apalagi, Edi sudah menyampaikan permohonan maafnya kepada pihak kami dan pihak keluarga.

"Kami menyambut baik atas itikad baik dari Ketua PMI Bireuen beserta rombongan, dan kami sudah menerima permintaan maafnya, namun masalah perdamaian ini kami serahkan kepada pihak keluarga," kata Edi mengulang pernyataan Keuchik Teupok Baroh.

Menyikapi permintaan keluarga yang menginginkan kasus ini dilanjutkan melalui ranah hukum, dalam sambutannya Edi Obama dengan berjiwa besar, dan mengakui semua kesalahannya tersebut, mempersilahkan pihak keluarga untuk menempuh jalur hukum.

"Niat saya datang ke sini hanya untuk bersilaturrahmi dengan pihak keluarga, karena masalah saya dengan Syahrul saya anggap sudah didamaikan dan diselesaikan oleh internal PMI serta disaksikan oleh pengurus. Dan kalau memang keluarga mengingingkan masalah ini diselaikan melalui jalur hukum, saya juga harus siap mempertanggungjawabkan perbuatan saya," begitu diakui Edi dalam pertemuan saat itu.

Karena menurut Edi, sebenarnya hal tersebut tidak ada masalah lagi. Sebab, antara dia dan Syahrul secara pribadi sudah mengakui kesalahan masing-masing dan saling memaafkan.

Alasan Edi ini juga diperkuat oleh permintaan maaf dari akun pribadi Syahrul Rizal LBr. Kemudian, dilanjutkan dengan permintaan maaf secara langsung yang dimediasi oleh Sekretaris PMI Bireuen, Juanda, disaksikan pengurus.

Namun, secara tiba-tiba permintaan maaf tersebut sudah dihapus. Bahkan, postingan lain yang menjadi awal mula terjadinya kesalahpahaman ini juga dihapus.

Edi menduga, masalah tersebut sengaja dibesar-besarkan dan dipolitisir oleh orang-orang yang ingin memanfaatkan persoalan itu untuk mencemarkan nama baik lembaga yang dipimpinnya dan sebagai pembunuhan karakter.

Hal ini, sebut Edi, terlihat dari postingan Adli, SE (Sekretaris BPBD Bireuen) di akun pribadi media sosialnya. Bahkan, dalam sambutannya mewakili pihak keluarga ketika itu, Adli, SE, menyampaikan kata-kata yang menyudutkan Ketua PMI Bireuen. Sehingga, membuat pihak keluarga Syahrul tidak mau berdamai lagi.

"Alhamdulillah, kita ada screenshoot semua dan kita simpan sebagai barang bukti bila mana diperlukan. Masa orang yang sudah berdamai, baik secara langsung maupun melalui permintaan maaf melalui media sosial dengan disaksikan oleh Pengurus PMI, tiba-tiba melanjutkan kembali kasus ini ke ranah hukum," kata Edi dengan penuh keheranan.

Terkait masalah ini, Ketua PMI Bireuen, juga melaporkan Adli, SE, ke Polres Bireuen terkait postingannya di facebook yang mencemarkan lembaga PMI dan dirinya dengan Nomor: TBL/14/VI/2017/Reskrim, Tanggal 22 Juni 2017.

Hal ini Edi lakukan untuk menimbulkan efek jera kepada yang bersangkutan, jangan begitu mudahnya menghina dan merendahkan orang lain. Apalagi menghina lembaga kemanusiaan yang sudah diakui dunia internasional, dan ini bisa menjadi pelajaran untuk orang lain juga.

"Saya pribadi memang sudah salah dan meminta maaf, baik kepada Syahrul, keluarga, maupun perangkat desa. Tapi sikap arogan yang ditunjukkan oleh Sekretaris BPBD itu dengan penuh kesombongan dan keangkuhannya menunjukkan bahwa dia memang tidak mempunyai niat baik," kata Edi.

Makanya Ketua PMI Bireuen ini mengharapkan kepada aparat penegak hukum agar serius melanjutkan perkara ini sampai ke pengadilan. Apalagi Edi merasa ragu dengan pengakuan Adli yang mengatakan bahwa dia mempunyai hubungan keluarga dengan Syahrul, bahkan dalam kata sambutannya, Adli ini melangkahi perangkat desa setempat dalam menyampaikan kata-kata sambutan. Ini menunjukkan bahwa yang bersangkutan juga terkesan angkuh dan arogan.

"Jangan sampai menimbukan kesan di masyarakat bahwa Adli ini kebal hukum, dan Dia bisa semena-mena kepada orang lain, karna di Negara kita ini Hukum adalah Panglima Tertinggi," pungkas Edi.[Rls]
Komentar

Tampilkan

Terkini