-->








Aceh Defisit Listrik, Ini Kata Wapres STKIP BBG

14 Juli, 2017, 03.05 WIB Last Updated 2017-07-13T20:05:19Z
BANDA ACEH - Aceh adalah provinsi paling barat Indonesia dengan luas 58.377 KM², dan jumlah penduduk 5,09 juta dari 22 kabupaten/Kota. Aceh memiliki Sumber daya Alam (SDA) yang begitu melimpah ditambah lagi Aceh mendapatkan kekhususan dari pemerintah yaitu otonomi khusus dimana Aceh memiliki kewenangan khusus dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat Aceh.

Pasca konflik Aceh banyak perubahan dalam pembangunan, pendidikan dan ekonomi yang dikembangkan Pemerintah Aceh, dimana Aceh diberikan anggaran yang cukup besar untuk mengenjot pertumbuhan ekonomi Aceh. Di tahun 2017, Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Aceh (APBA) mencapai 14.765 triliun, namun besarnya anggaran tersebut belum menumbuhkan ekonomi Aceh secara meluas.

Salah satu polemik yang dihadapi sekarang adalah persoalan listrik, sementara listrik ialah kebutuhan yang sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat. Hari ini listrik masih defisit untuk wilayah Aceh hampir setiap tahun persoalan listrik terus menjadi polemik. Banyak masyarakat yang mengeluhkan persoalan listrik ini karena sangat menghambat laju perekonomian masyarakat belum lagi masalah kerusakan alat-alat elektronik akibat listrik yang tidak stabil, karena bagi masyarakat listrik sudah menjadi jantung segala aktivitas perekonomian masyarakat.

Hal ini disampaikan Muzirul Qadhi selaku Wapres STKIP BBG yang juga sebagai kordinator aksi pada tanggal 30 Mei lalu di depan kantor PLN Aceh, Jum'at (14/07/2017).

Kepada LintasAtjeh.com melalui pesan whatsapp mesenger, ia menyampaikan dengan adanya aksi tersebut mengharapkan kepada Gubernur Aceh yang baru untuk dapat menindaklanjuti hal tersebut dan menjadi bagian program prioritas dalam 100 hari pemerintahan Irwandi-Nova.

"Kita mengharapkan agar semua elemen dan lapisan masyarakat agar mendukung pemerintahan Aceh yang baru untuk segera merealisasikan persoalan listrik ini. Kita juga mengharapkan jangan  ada pihak-pihak yang mempolitisasi pembangunan listrik Aceh agar tercapainya kesejahteraan rakyat secara menyeluruh. Kasihan masyarakat, gara-gara listrik berakibat terhentinya perekonomian masyarakat," kata Muzirrul.

Muzirrul juga berharap semoga di Pemerintahan Irwandi-Nova, masalah persoalan listrik ini mendapatkan solusi. Semoga Aceh tidak lagi bergantung kepada Sumut untuk menambah arus listrik bagi Aceh. Aceh harus mandiri, kita punya banyak sumber daya alam (SDA) yang bisa kita manfaatkan untuk membangun perusahaan listrik negara, sekarang harapan itu kita serahkan semua kepada Bapak Irwandi.

"Saya selaku Koordinator Aksi PLN beberapa waktu lalu mengharapkan dukungan sebesar-besarnya kepada seluruh instansi baik itu LSM, OKP, dan lapisan masyarakat untuk mendukung penuh pemerintahan yang baru agar dapat menyelesaikan polemik listrik yang berkepanjangan ini," pintanya lagi.

"Apalagi kami mendengar informasi yang berkembang bahwa Pemerintah Pusat telah merealisasikan untuk membangun Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi PLN di Aceh Besar, tepatnya di Desa Bakoy, Aceh Besar untuk mengatasi persoalan listrik di Provinsi Aceh," pungkasnya.[Red]
Komentar

Tampilkan

Terkini