-->








Bupati dan KTNA Aceh Tamiang Kunjungi Lokasi 'Pilot Project' Budidaya Udang Vaname

21 Juni, 2018, 23.45 WIB Last Updated 2018-06-21T17:19:56Z
ACEH TAMIANG - Budidaya udang Windu, selama ini dikabarkan banyak sekali mengalami kendala. Kematian serta jenis pakan yang mengandung bahan pengawet membuat sebagian besar petani tambak di Indonesia telah mulai mencoba untuk mulai membudidayakan udang Vannamei, atau yang biasa dikenal juga dengan sebutan udang Vaname. 

Udang Vaname adalah jenis udang yang berasal dari kawasan sub-tropis. Daya tahannya cukup hebat, dan proses budidaya  udang yang juga sering disebut dengan udang putih tersebut juga relatif cepat. Dengan demikian keuntungan akan semakin cepat didapatkan, dan perputaran modalpun berjalan cepat.

Dikarenakan banyaknya kelebihan yang dimiliki udang Vaname, Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dibawah kepemimpinan Bupati H. Mursil SH, M.Kn dan Wakil Bupati H.T. Insyafuddin ST, mewacanakan budidaya udang Vaname untuk dijadikan salah satu upaya 'membuka' peluang lapangan kerja baru yang pro rakyat. 

Dalam upaya 'pematangan' wacana membuka peluang lapangan kerja di bidang budidaya udang Vaname, Rabu (20/06/2018), Bupati Aceh Tamiang, H. Mursil SH, M.Kn, yang didamping Wakil Bupati H.T. Insyafuddin ST, beserta rombongan dari Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) yang dipimpin oleh Wakil Ketua I Sugiono SH, berkunjung ke lokasi 'pilot project' budidaya udang Vaname, yang berada di Dusun Rampak, Kampung Alur Nunang, Kecamatan Banda Mulia.

Kunjungan rombongan Bupati Aceh Tamiang ke lokasi persiapan budidaya udang vaname di Kampung Alur Nunang, dengan cara 'pemanfatan' lahan tambak yang sudah tidak produktif selama 18 tahun akibat ditinggalkan semenjak konflik Aceh dulu, juga terlihat hadir sejumlah pejabat dinas, Team Asistensi Bupati, Iskandar Sulaiman.  

Berdasarkan keterangan yang disampaikan Datok Penghulu Kampung Alur Nunang, Ramlan, potensi lahan tambak yang ada di kampung setempat, kurang lebih seluas 3000 Ha. Bupati Aceh Tamiang merencanakan program budidaya udang Vaname di lahan tambak seluas 100 Ha.

"Pelaksanaan program tersebut akan bekerjasama dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI) melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR). Sebelum dilaksanakan kegiatan budidaya yang berskala besar, terlebih dahulu membuat program pilot project di atas lahan 1200 m2," terang Datok Ramlan.

Perwakilan dari Dinas Pangan Kelautan dan Perikanan Kabupaten Aceh Tamiang, yakni Kepala Seksi (Kasi) Pengembangan Budidaya, Bidang Perikanan Budidaya, Teuku M. Saleh, Sstpi, M.Si, memberikan penjelasan bahwa lahan tambak seluas 1 (satu) hektare dapat digunakan untuk 8 s.d 10 unit produksi, dengan asumsi 1 (satu) unit produksi dikelola oleh 1 (satu) orang petani tambak.

Bupati Aceh Tamiang, H. Mursil SH, M.Kn, juga turut menyampaikan bahwa budidaya udang Vaname direncanakan akan dipilih sebagai salah satu program untuk 'membuka' peluang lapangan kerja yang pro rakyat di kabupaten yang sedang dipimpinnya saat ini.

Menurut Bupati, jika penerapan program budidaya udang Vaname diatas lahan 100 Ha, dapat terealisasi maka akan ada 1000 orang terlibat dalam aktivitas tersebut. Dan hal ini berkorelasi dengan komitmen membuka lapangan kerja yang tertuang dalam 'Visi - Misi' Bupati dan Wakil Bupati Aceh Tamiang periode 2017-2022.

"Budidaya udang Vaname merupakan bisnis yang menjanjikan. Selain banyak kelebihannya, harganya cukup bagus. Saat ini harga jual udang tersebut Rp. 60.000 s.d 80.000, per kilogram, dengan usia pemeliharaan 3 bulan siap panen. Pertumbuhannya cepat, tahan penyakit, dan harganya juga stabil," terang Bupati H. Mursil SH. M.Kn.

Sementara itu, Wakil Ketua I Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA), Sugiono SH, atau yang kerap disapa dengan nama sebutan I'ik, memberikan apresiasi dan mendukung rencana Bupati Mursil untuk melaksanakan program budidaya udang Vaneme karena kegiatan itu akan membuka peluang lapangan kerja yang pro rakyat di kabupaten tersebut.
   
Menurut I'ik, komitmen tentang rencana pelaksanakan program budidaya udang Vaneme di Kabupaten Aceh Tamiang tampak terlihat jelas. Salah satu cara untuk menilai tentang adanya komitmen kuat dapat dilihat dari lokasi tambak yang dipakai sebagai pilot project dan juga asal anggaran yang digunakan.

Perlu diketahui bahwa lokasi tambak yang dipakai sebagai pilot project adalah milik Wakil Bupati Aceh Tamiang, H.T. Insyafuddin, ST, dan biaya yang digunakan untuk kegiatan ujicoba ini menggunakan anggaran yang berasal dari pribadi sang pemimpin Bumi Muda Sedia.

"Pelaksanaan pilot project yang dilaksanakan di Kampung Alur Nunang saat ini merupakan cara yang tepat dan efektif sebagai media pembelajaran awal untuk pelaku usaha agar bisa mahir serta menguasai kegiatan yang akan dilaksanakan kelak," jelas Wakil Ketua I KTNA, Sugiono SH.[ZF]
Komentar

Tampilkan

Terkini