-->

Enam Paus Ditemukan Mati dan Terancam Punah di Perairan Kanada 

28 Juni, 2019, 19.10 WIB Last Updated 2019-06-28T12:10:14Z
IST
OTTAWA – Enam ekor paus right Atlantik Utara yang terancam punah telah ditemukan mati di Teluk Saint Lawrence bulan ini. Hal itu diungkapkan pejabat Kanada pada Kamis, 27 Juni. 

Penemuan paus-paus yang mati itu membuat Transport Canada memperluas batas kecepatan kapal pengiriman menjadi 10 knot di Teluk dan menutup 16.000 km persegi wilayah perairan untuk penangkapan ikan komersial. 

Diwartakan AFP, Jumat (28/6/2019) bangkai hewan itu terlihat mengambang di kanal dan ditandai dengan alat pelacak satelit. Pada Kamis sore Fisheries and Oceans Canada mengatakan sebuah pesawat telah melihat bangkai lain hanyut di semenanjung tidak jauh dari teluk. 

Dua mayat paus itu ditarik ke pantai terdekat di mana autopsi dilakukan. Paus betina berusia 40 tahun, yang diketahui oleh ahli biologi kelautan dan dinamai Punctuation, kemungkinan mati dalam tabrakan dengan sebuah kapal. 

Namun para pejabat mengatakan mereka belum dapat menemukan penyebab kematian paus kedua, pejantan berusia sembilan tahun bernama Wolverine. 

Autopsi selanjutnya telah direncanakan atau sedang dipertimbangkan untuk paus-paus lainnya yang ditemukan. Dengan kematian yang ditemukan bulan ini dan kelahiran tujuh bayi yang terjadi baru-baru ini, populasi paus right diperkirakan berjumlah 412. 

Pemerintah Kanada meningkatkan pelacakan lokal paus right - menggunakan pengawasan udara dan laut, serta pemantauan akustik laut - setelah lebih dari selusin paus ditemukan tewas pada 2017 di pelayaran yang sibuk dan di lepas pantai New England di Amerika Serikat.

Tidak ada kematian paus yang dilaporkan pada 2018. Pejabat konservasi mengatakan bahwa paus right Atlantik Utara adalah salah satu spesies yang paling terancam di dunia. 

Sekitar sepertiga dari mereka mengunjungi perairan Kanada untuk makan setiap musim panas, dengan jumlah kunjungan yang meningkat dan jangkauan paus di Teluk berkembang dalam beberapa tahun terakhir, di tengah perubahan lautan.[Okezone]
Komentar

Tampilkan

Terkini