-->








Akademi Dakwah Indonesia Aceh Gelar Tasyakuran Sekaligus Pengukuhan Mahasiswa

18 Agustus, 2019, 20.44 WIB Last Updated 2019-08-18T13:45:34Z
Direktur ADI Aceh, Assoc. Prof. Dr. Muhammad AR, MEd, menyerahkan tanda kelulusan kepada mahasiswa ADI Aceh pada kegiatan tasyakuran dan pengukuhan angkatan ke IV dan ke V tahun akademik 2018/2019 di Komplek Markaz Dewan Dakwah Aceh di Gampong Rumpet, Kecamatan Krueng Barona Jaya, Kabupaten Aceh Besar, Minggu (18/8/2018)

ACEH BESAR - Akademi Dakwah Indonesia (ADI) Aceh menggelar tasyakuran dan pengukuhan kepada 19 mahasiswa angkatan ke IV dan ke V tahun akademik 2018/2019, di Komplek Markaz Dewan Dakwah Aceh di Gampong Rumpet, Kecamatan Krueng Barona Jaya, Kabupaten Aceh Besar, Minggu (18/08/2019).

Prosesi pengukuhan dilakukan oleh Ketua Umum Dewan Dakwah Aceh yang diwakili Sekretaris Umum Said Azhar, S.Ag, MA, didampingi oleh Direktur ADI Aceh Assoc. Prof. Dr. Muhammad AR, MEd dan Sekretaris ADI Dr. Abizal M Yati, Lc, MA, beserta para Wakil Direktur ADI.

Kegiatan turut dihadiri oleh anggota DPD RI Dapil Aceh Ghazali Abbas Adan, Kepala BMA yang diwakili oleh Shafwan Bendadeh, S.HI, M.SH, Majelis Syura Dewan Dakwah Aceh, perwakilan OKP dan Ormas, Muspika Kecamatan Krueng Barona Jaya, Keuchik dan tokoh masyarakat Rumpet serta orang tua wisudawan.

Tasyakuran dan pengukuhan itu juga diisi dengan orasi ilmiah oleh Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN AR Raniry Dr. Saifullah Yunus, MA, dengan judul "Dakwah adalah Jalan Para Rasul".

Ketua Panitia yang juga Wakil Direktur II ADI Aceh Zulfikar Tijue, SE, dalam laporannya mengatakan ADI Aceh sudah berjalan selama 5 tahun dan telah melahirkan alumni sebanyak 50 orang. Masa belajar di ADI awalnya selama 2 tahun dan saat ini sudah menjadi 1 tahun.

Ia menambahkan para lulusan ADI sudah mampu menghafal Al-Qur'an hingga 3 juz, menghafal hadits arba'in dan juga berbahasa arab.

"Adapun yang dikukuhkan dan di wisuda tersebut, sebanyak 10 lulusan merupakan angkatan ke IV dan 9 orang dari angkatan ke V. Mereka ini berasal dari daerah perbatasan dan pedalaman Aceh. Dari Kota Subulussalam sebanyak 10 orang, dari Kabupaten Aceh Singkil 5 orang dan dari Kabupaten Simeulue, Kabupaten Aceh Tamiang, Kabupaten Aceh Selatan dan Kabupaten Aceh Jaya masing-masing sebanyak 1 orang," kata Zulfikar.

Direktur ADI Aceh Direktur ADI Aceh, Assoc. Prof. Dr. Muhammad AR, MEd, dalam sambutannya mengatakan lahirnya ADI Aceh dikarenakan adanya kerisauan ketika melihat kondisi ummat terutama di daerah pedalaman dan perbatasan Aceh yang sudah lalai dari kewajiban yang diperintahkan kepadanya.

Ia mencontohkan di banyak tempat masih didapatinya mesjid-mesjid dan meunasah yang tidak ramai bahkan kosong saat waktu shalat tiba dan juga tidak ada Imam shalat. Ditambah lagi dengan perilaku manusia yang sudah tidak sesuai lagi dengan anjuran dan tuntunan agama. 

"Mahasiswa lulusan ADI ini akan melanjutkan kuliahnya di Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Mohd Natsir di Bekasi, Jawa Barat. Dan setelah selesai di STID, mereka akan kita tempatkan kembali ke daerah perbatasan Aceh untuk mengawal dan menjaga daerah tersebut. Dan ini sangat diharapkan dukungan penuh dari semua pihak," kata Muhamammad AR.

Sementara Sekretaris Umum, Said Azhar, S.Ag, MA, mengatakan Akademi Dakwah Indonesia (ADI) Aceh merupakan Lembaga Pendidikan Binaan Dewan Dakwah Aceh. Selama belajar di ADI Aceh, para mahasiswanya tidak dipungut biaya alias gratis biaya pendidikan dan penginapannya. Selain itu para dosen pun tidak dibayar ketika mengajar.

"Dari itu kami memberikan apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Pengurus ADI Aceh dan juga kepada para dosen yang dengan suka rela tetap mau mengajar meskipun tanpa bayaran," kata Said Azhar.

Ia menambahkan salah satu program utama dari Dewan Dakwah adalah program kaderisasi. Menurutnya kaderisasi secara formal dapat dilakukan melalui lembaga pendidikan seperti ADI dan STID. Sedangkan kaderisasi non formal dapat melalui pelatihan-pelatihan dakwah.

"Dakwah merupakan kerja berkelanjutan dan dihadapkan dengan berbagai tantangan. Maka disiapkanlah ADI dan STID untuk menjawab tantangan tersebut serta untuk menyelesaikan persolaan eksternal dan internal ummat. Selain itu keberadaan dai sangat banyak dibutuhkan dengan kondisi dan pemahaman masyarakat seperti sekarang ini. Semoga saja keberdaan ADI Aceh menjadi salah satu solusi untuk kemaslahatan ummat," pungkas Said Azhar.

Dalam kegiatan tersebut juga ditetapkan 3 lulusan terbaik ADI Aceh tahun akademik 2018/2019, yaitu Delno Hartomi dari Simeulue, Samsul Bahri dari Aceh Tamiang dan Hasri Yanto Cibro dari Subulussalam. Kepada mereka diberikan penghargaan yang diserahkan oleh anggota DPD RI Dapil Aceh Ghazali Abbas Adan.[*/Red]
Komentar

Tampilkan

Terkini