-->








Soal Beasiswa Untuk Santri, Pemkab Aceh Selatan Masih Slow Respon?

22 Agustus, 2019, 16.08 WIB Last Updated 2019-08-22T09:08:21Z
ACEH SELATAN - Sejak harapan beasiswa Santri Aceh Selatan itu disampaikan beberapa waktu lalu, banyak pihak merespon positif program ini. Baik dari kalangan Santri, Mahasiswa Meukek, HAMAS Aceh Selatan bahkan Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Selatan juga Siap memperjuangkannya. 

"Namun di sisi lain justru belum tampak respon dari Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan. Saya mengajak Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan untuk belajar dari daerah lain di Aceh," ujar Bismil Alimi, salah satu santri asal Labuhanhaji, Aceh Selatan, kepada LintadAtjeh.com, Kamis (22/08/2019).

Santri yang sekarang mengenyam pendidikan di Dayah Darul Huda Kabupaten Aceh Barat ini merasa senang bila sekarang ada niat baik dari mahasiswa dan santri yang mengusulkan beasiswa untuk santri.

"Kami terharu dengan respon Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten yaitu Zamzami, ST, yang merupakan Wakil Ketua II DPRK Aceh Selatan dan Lisa Elfirasman, ST, Ketua Komisi A DPRK Aceh Selatan yang merespon siap memperjuangkan beasiswa ini dalam Angaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten (APBK) Aceh Selatan tahun 2020 seperti yang kami baca beberapa hari yang lalu," ungkap Bismil.

Bismil menambahkan, di sisi lain kami belum melihat atau membaca tanggapan dari Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan tentang hal ini. "Kami masih bertanya-tanya apakah ada niat pemerintah kabupaten untuk merealisasikannya atau pihak pemerintah masih bingung bagaimana cara merealisasikan beasiswa tersebut?" tanya Bismil.

Maka dari itu, lanjut dia, jika memang diperlukan untuk merealisasikan beasiswa santri ini, kami mengajak Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan untuk belajar dari kabupaten lain seperti Aceh Barat yang sudah menyalurkan beasiswa untuk para santri sebanyak Rp.1 Milyar di tahun 2019 ini.

"Dan juga program Tunjangan Konsumsi Malem Dagang berupa pemberian tunjangan konsumsi kepada santri di Aceh Jaya. Tentunya program ini merupakan bentuk perhatian pemerintah untuk para santri," sebutnya.

Menurut dia, seolah-olah kami para santri seperti dianaktirikan dan kurang penting serta dipandang sebelah mata oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan. 

"Padahal banyak kawan-kawan kami mengeluh tentang biaya pendidikan dayah, baik itu untuk membeli kitab maupun untuk biaya hidup yang didapatkan dari jerih payah. Kami bekerja sampingan untuk mendapatkannya bahkan terkadang kami libur ngaji untuk bekerja mendapatkan biaya tersebut," ungkap Bismil.[Red]
Komentar

Tampilkan

Terkini