-->








Benarkah Covid-19 Bagian Propaganda?

22 Juni, 2020, 13.02 WIB Last Updated 2020-06-22T06:03:50Z
HAMPIR enam bulan belakangan ini, jagat raya nusantara bahkan dunia diguncang dengan kehadiran "Tamu Tak Diundang" yang merebak di seluruh bagian dunia yakni virus Covid-19 atau sering disebut dengan virus Corona.

Hingga saat ini pandemi Covid-19 masih menjadi perhatian dunia. Kabar tentang virus corona atau Covid-19 merupakan bagian dari propaganda, beredar sangat luas di media sosial.

Membaca atau mendengar istilah propaganda membuat orang langsung menafsirkannya sebagai suatu kegiatan atau tindakan yang negatif. Yang juga langsung menggambarkan suatu tindakan yang buruk. Penyebaran virus corona ini begitu cepat yang mengakibatkan kasus ini telah sampai ke berbagai negara.

Dengan situasi yang tidak jelas sekarang ini, membuat kebingungan masyarakat bahkan kebanyakan masyarakat masih saja termakan dengan berita/informasi hoax yang menambah kepanikan dalam mengatasi virus corona.

Propaganda adalah teknik untuk manipulasi sikap dan pendapat target. Kegiatan propaganda ditunjukkan untuk mengubah sistem kepercayaan yang ada, struktur nilai, dan posisi politik untuk menghasilkan sikap tertentu untuk setuju dengan propaganda.

Target propaganda adalah masyarakat oleh karena itu, diperlukan media massa (pidato, iklan-iklan, editorial, artikel, musik atau poster) sebagai pembawa pesan yang baik untuk masyarakat bukan hanya iming-iming saja.

Pemerintah memberikan peluang kerja bagi masyarakat karena masyarakat membutuhkan kepastian akan kelangsungan hidup yang menyeluruh di dalam sektor pekerjaan, tubuh, serta aktivitas sehari-hari yang mereka lakukan.

Jadi, apakah Covid-19 menjadi bagian alat propaganda tersebut? Tentu masih perlu data konkrit untuk membuktikannya.

Penulis: Muhammad Iktiar Riva (Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum UIN Ar Raniry Banda Aceh)
Komentar

Tampilkan

Terkini