-->








Focus Group Discussion Aliansi Mahasiswa Pertanian USK: “Peu Haba Pertanian Aceh?”

25 September, 2021, 18.36 WIB Last Updated 2021-09-25T11:37:43Z
LINTAS ATJEH | BANDA ACEH - Aliansi Mahasiswa Pertanian USK mengadakan Focus Group Discussion dengan tema “Peu Haba Pertanian Aceh?” Kerusakan ekologi menghantui pertanian Aceh yang digelar semi offline di aula Dinas Pertanian Aceh, Jum'at kemarin (24/09/2021), bertepatan dengan Hari Tani Nasional ke-61.

Dalam Focus Group Discussion tersebut tim kajian dari Aliansi Mahasiswa Pertanian USK memberikan 3 isu utama yang dibahas dalam FGD tersebut yaitu isu viral buah tomat yang dibuang petani di Aceh Tengah, tolak izin Bakrie Group dan kasus tambang illegal di Aceh.

Dalam FGD kali ini, Aliansi Mahasiswa Pertanian USK mengundang pembicara dari berbagai kalangan seperti legislatif, eksekutif, akademisi, pihak terkait, petani dan juga mahasiswa. Adapun pembicara tersebut terdiri dari Gubernur Aceh yang dalam hal ini diwakilkan oleh Kepala Dinas  Pertanian dan Perkebunan Aceh Ir. Cut Huzaimah, M.P, anggota komisi 2 DPRA Yahdi Hasan S.I.Kom., Sekretaris Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh Azanuddin Kurnia, S.P., M.P., akademisi Dr. Muhammad Yasar, S.TP., M.Sc., Direktur Eksekutif WALHI Aceh Muhammad Nur, S.H. dan mahasiswa serta petani dan masyarakat umum melalui zoom meeting yang dibuka langsung oleh Wakil Dekan III Fakultas Pertanian USK Prof. Dr. nat. techn. Syafruddin, SP, M.P.

TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA LINTASATJEH.COM

Mengenai isu pertama terkait berita viral tomat yang dibuang petani di Aceh Tengah Kadis Pertanian dan Perkebunan Aceh, Ir. Cut Huzaimah, M.P, mengatakan bahwa kasus yang di Bener Meriah tersebut telah ditangani dengan cara turun langsung ke sana, dengan memberikan beberapa solusi bagi petani disana.

"Sedangkan untuk pembangunan pabrik saos, itu tidak bisa dibangun dengan begitu saja. Karena ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan," jelas Ir. Cut Huzaimah, M.P.

Sementara Sekretaris Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh, Azanuddin Kurnia, S.P., M.P, menambahkan bahwa buah tomat yang dibuang tersebut bukanlah buah tomat hasil panen pertama melainkan buah yang sudah lama.

Dia mengatakan salah satu faktor tidak majunya pertanian Aceh karena teori laba-laba yaitu ketika harga mahal semua menanam namun ketika panen harga turun.

"Faktor lain yaitu karena kurangnya moral dalam semua bidang yang terlibat dalam sektor pertanian Aceh," tegasnya. 

Dalam kesempatan tersebut, Dr. Muhammad Yasar, S.TP., M.Sc, mengatakan hal ini juga disebabkan oleh degradasi petani sudah tidak banyak lagi anak-anak muda yang terlibat di dalam dunia pertanian. 

"Untuk hal ini, dinas pertanian meminta semua pihak untuk bersama-sama memperbaiki lagi sektor pertanian Aceh," ujarnya. 

Terkait isu soal kasus tambang dan tolak izin migas blok B Bakrie Group yang diusulkan oleh Aliansi Mahasiswa Pertanian USK, Anggota Komisi 2 DPRA, Yahdi Hasan, S.I.Kom, sepakat menerima usulan tersebut.

Ia mengatakan masih ada perusahaan lain yang lebih mampu dan baik dalam mengelola migas di Aceh. 

"Hal ini mengingat catatan buruk dari Bakrie Group penyebab Lapindo serta hutang mereka kepada negara yang belum lunas," tukasnya. 

Sedangakan Direktur Eksekutif WALHI Aceh, Muhammad Nur, S.H, mengatakan perlunya kerjasama semua pihak untuk mengatasi daya rusak hutan akibat adanya aktivitas tambang illegal di Aceh.

"Adanya tambang dan pengelolaan migas yang buruk bisa mengakibatkan rusaknya lingkungan dan pertanian yang ada di Aceh," tegasnya.[KF/Red]
Komentar

Tampilkan

Terkini