-->








Gairah Bisnis Prostitusi Membara di Kota Jasa

13 November, 2022, 19.50 WIB Last Updated 2022-11-13T13:15:22Z

Ilustrasi 

LINTAS ATJEH | LANGSA - Bisnis prostitusi yang cenderung mengarah pada kegiatan perdagangan manusia (Human Traffiking) di Kota Langsa terkesan kian terang-terangan dan terlalu bebas.

Berdasarkan investigasi LintasAtjeh.com, ada beberapa tempat di wilayah Kota Langsa yang dijadikan ajang eksekusi seks dengan tarif bervariasi, dari 250 ribu rupiah per kamar plus wanita pekerja seks komersil (PSK) sampai 500 ribu rupiah.


Tempat-tempat bertarif variasi itu dikendalikan oleh seorang wanita dengan panggilan "Mami". Sementara para PSK yang disediakan berusia 16 - 37 tahun.


(Baca: Penderita HIV-AIDS di Langsa Meningkat)



Menurut pengakuan salah seorang tukang antar jemput para PSK yang enggan disebutkan namanya, bisnis prostitusi di Kota Langsa dari kelas bawah, menengah dan kelas atas dalam beberapa tahun ini sudah ada.


"Untuk kelas bawah biasanya tarif ceweknya 150 sampai 300 ribu rupiah sekali show, kalau kelas menengah 350 sampai 600 ribu rupiah. Sementara untuk kelas atas dari 750 ribu rupiah sampai 2 juta rupiah," ujarnya.


TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA LINTASATJEH.COM


"Selain pemesanan melalui mami, para pelanggan seks itu bertransaksi langsung dengan PSK menggunakan aplikasi chating atau media sosial, setelah sepakat mereka biasanya pergi ke penginapan atau keluar daerah," imbuhnya.


Ia mengatakan bahwa para PSK yang menjalankan aktivitasnya di Kota Langsa bukan hanya warga setempat, ada juga berasal dari luar "Kota Jasa" tersebut.


"Jika malam Sabtu dan Minggu para PSK yang dari luar Kota Langsa dapat kita temukan di cafe - cafe di daerah ini," ungkapnya.


Sementara itu, Mawar (Nama samaran _red) yang berprofesi sebagai PSK menyampaikan bahwa selain dari Kota Langsa, dirinya banyak mendapatkan pelanggan dari Aceh Timur, Aceh Utara bahkan Banda Aceh.


"Kalau sudah deal, biasanya kami langsung berangkat ke Sumatera Utara," akunya. [Sm]

Komentar

Tampilkan

Terkini