-->








Tradisi Pesta Perkawinan di Aceh: “Tueng Linto Baro”

17 Mei, 2023, 10.25 WIB Last Updated 2023-05-17T03:25:33Z
TUENG LINTO BARO adalah tradisi pesta perkawinan yang khas di Aceh, Indonesia. Tradisi ini memiliki nilai-nilai budaya yang kuat dan menggabungkan elemen-elemen adat dan agama Islam. Kata "Tueng Linto Baro" berasal dari bahasa Aceh yang berarti "rumah baru".

Pada pesta perkawinan Tueng Linto Baro, prosesi pernikahan biasanya dilakukan di rumah mempelai wanita. Acara ini melibatkan keluarga, kerabat, dan tetangga dari kedua mempelai. Tradisi ini memiliki beberapa tahapan, seperti:

Meuseng: Ini adalah tahap pertama di mana keluarga mempelai pria datang ke rumah mempelai wanita untuk meminta restu kepada orang tua mempelai wanita.

Meulangeng: Tahap ini melibatkan upacara pertukaran cincin di mana calon pengantin bertukar cincin sebagai tanda kesepakatan untuk menikah.

Peusijuek Meugang: Ini adalah acara makan bersama yang diadakan di rumah mempelai wanita. Makanan yang disajikan biasanya adalah hidangan khas Aceh, seperti nasi minyak, gulai, dan kue-kue tradisional.

Meurandeh: Ini adalah tahap pernikahan di mana mempelai pria dan wanita resmi menjadi suami istri. Upacara ini biasanya dilakukan di masjid atau di rumah dengan seorang penghulu atau imam sebagai saksi.

TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA LINTASATJEH.COM

Peusaba: Setelah acara pernikahan, ada acara pesta yang lebih besar yang melibatkan kerabat dan tetangga. Acara ini biasanya diadakan di rumah mempelai pria dan dapat berlangsung selama beberapa hari. Pada acara ini, makanan khas Aceh disajikan, ada tarian tradisional, dan serangkaian hiburan lainnya.

Tradisi Tueng Linto Baro di Aceh memainkan peran penting dalam memperkuat ikatan keluarga dan komunitas. Pesta perkawinan ini juga menjadi ajang untuk memperlihatkan kekayaan budaya Aceh dan merupakan momen yang meriah dan berkesan bagi semua yang terlibat.

Namun, penting untuk diingat bahwa setiap individu dapat memiliki pendapat dan pengalaman yang berbeda tentang tradisi ini. Pendapat mengenai Tueng Linto Baro bisa beragam tergantung pada sudut pandang, nilai-nilai budaya, dan pengalaman pribadi masing-masing orang.

Penulis: Dinna Alivia (Mahasiswi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Pemerintahan UIN Ar-Raniry)
Komentar

Tampilkan

Terkini