-->








Achenese Australia Association Sebut Kondisi Aceh Carut Marut

05 Mei, 2015, 13.41 WIB Last Updated 2015-05-05T07:02:05Z
BANDA ACEH - Achenese Australia Association (AAA) merupakan forum kebersamaan, wadah pemersatu dan media komunikasi mantan aktivis cipil GAM/TNA seluruh Aceh yang pernah dan masih berdomisili di Australia bertekad dengan semangat dan visi yang kuat untuk membngun Aceh damai dan rakyat yang mandiri dalam segala aspek.

"Kami akan bergerak bersama pemerintah dan seluruh elemen rakyat Aceh, mantan GAM, dan TNI/Polri untuk melangkah melakukan perubahan yang nyata demi Aceh yang damai, aman, makmur dan sejahtera," demikian kata Ketua Achenese Australia Association (AAA) kepada lintasatjeh.com, Selasa (5/5/2015), melalui pesan BBM.

Menurutnya, AAA hadir sebagai jembatan independen guna menjadi penyelaras dan berkontribusi dalam setiap pergerakan dimensi perdamaian. Kami akan bergerak sebagai pengawas serta pengontrol dan sebagai penyeimbang setiap isue yang berkembang di Aceh. Selain itu AAA akan menjadi mediator dan sarana kampanye perdamaian abadi di Aceh.

Menyingkapi kondisi Aceh pasca Abu Din Minimi menampakkan diri dengan mengacungkan senjanta laras panjang seiringan dengan protes keras terhadap Pemerintah Aceh (ZIKIR_red) dan kemudian Polda Aceh yang ingin segera menangkap kelompok tersebut. Selain itu dengan munculnya rentetan peristiwa mencekam terus terjadi dan mengakibatkan korban dari pihak TNI dan sipil terus berjatuhan, ini sangat menciderai perdamaian yang sedang berjalan.

Dalam hal ini, Polda Aceh harus mengungkap kasus penembakan terhadap anggota TNI secara tuntas dan transparan agar jelas siapa aktornya. Kemudian agar tidak ada kecurigaan terhadap kelompok tertentu.

"Kita prihatin dengan kondisi Aceh yang carut marut pasca perdamaian. Tentu ini dapat disebut suatu pelanggaran perjanjian MoU Helsinki dan dapat mengancam perdamaian itu sendiri. Kami juga mengharap agar Polda Aceh meminta pertanggungjawaban kepada mantan petinggi GAM mengenai kondisi Aceh," imbuhnya.

Maka perihal di atas, lanjutnya, kami atas mantan sipil GAM mewakili seluruh TNA merasa terpanggil dan penting untuk meminta semua pihak agar melakukan langkah-langkah konkrit sebagai berikut :

1. Agar dapat menjaga dan merawat perdamaian RI-GAM serta semua pihak untuk mengedepankan cara-cara dialog.
2. Meminta kelompok Din Minimi untuk turun dari persembunyiannya.
3. Meminta Polda dan jajarannya menghentikan pengejaran terhadap kelompok Din Minimi.
4. Kami meminta seluruh mantan Petinggi GAM untuk bertanggung jawab kepada kelompok Din Minimi dan Din-Din yang lain.
5. Pihak kami siap menjadi mediator bila point 2 dan 3 dapat disepakati.

"Demikian harapan kami semua pihak agar jangan berkesan pihak-pihak yang berkompeten cuci tangan, karena Aceh masih dalam proses terikat dengan perdamaian MoU Helsinki yang disaksikan oleh perwakilan negara Uni Eropa," demikian tutup Syekhy.[ar]
Komentar

Tampilkan

Terkini