-->








Tanggapan Terkait Mosi Tidak Percaya IPPELMAS

04 Mei, 2015, 18.23 WIB Last Updated 2015-05-04T12:43:34Z
BANDA ACEH - Kami juga tidak tahu apakah mosi tersebut merupakan sebuah kesepakatan dari seluruh pengurus IPPELMAS atau hanya dikarenakan sikap emosi dari seorang ketua IPPELMAS. Pasalnya, selama ini tidak ada persoalan apa-apa, dan ketua IPPELMAS saudara putra senantiasa dilibatkan dalam berbagai aktivitas FPMPA.

Sehingga tudingannya terkesan mengada-ada, hal ini muncul dikala konferensi pers tempo hari. Dalam konferensi pers ini saudara putra juga diundang, dan hadir tapi secara spontan tiba-tiba mengungkapkan kata tidak sepakat. Dan mengancam akan melayangkan mosi ketidak percayaan.

Sehingga membingungkan kenapa yang bersangkutan bersikap lebay begini.
Setelah kami membaca dan memahami isi mosi ketidakpercayaan yang dibuat ketua PB- IPPELMAS, saudara Putra Rizki Pratama maka kami menilai tidak ada permasalahan subtansial, karena tidak adanya pelanggaran AD/ART atau aturan organisasi.

Mosi ketidakpercayaan tersebut kami nilai sebagai bentuk ekspresi yang dilakukan secara berlebihan. Meskipun demikian kita dari pengurus sudah melakukan koordinasi dengan paguyuban kabupaten/kota lainnya. Kita tetap menyambut kritikan tersebut sebagai masukan untuk sebuah perbaikan organisasi, dan kita memberi ruang diskusi kepada IPPELMAS untuk kembali bersama-sama. Namun, jika ruang diplomasi tetap ditolak maka dengan berat hati ketua FPMPA yang selama ini bersikap merangkul setiap paguyuban juga dengan ikhlas harus menerima keinginan saudara Putra Rizki Pratama untuk mengeluarkan PB-IPPELMAS dari FPMPA.

Tapi sudahlah, apapun ceritanya dia juga saudara kita yang kebetulan sedang emosi, kita anggap hal tersebut sebagai bentuk ekspresi dan saran untuk pembenahan organisasi. Ketika nantinya yang bersangkutan ingin bersama kembali di FPMPA kita tetap terbuka menerima, namun jika keputusannya untuk tidak bergabung lagi, sesuai dengan rapat internal semua kita bersikap membuka diri dan dengan berat hati jika tidak adanya titik temu kita juga tidak mungkin menahan keinginan PB-IPPELMAS keluar dari FPMPA.

Jika dilihat kilas balik, PB-IPPELMAS memang bukan paguyuban yang tergabung pada saat kongres I FPMPA tetapi merupakan paguyuban yang bergabung pasca kongres. Ini bukti real FPMPA senantiasa membuka diri untuk setiap paguyuban kabupaten/kota di Aceh. Kita melihat dipengurusan pertama FPMPA ini saudara Mufied Alkamal sudah bekerja sekuat tenaga untuk organisasi. Jika ketua PB-IPPELMAS mengeluarkan mosi ketidakpercayaan, kami selaku pengurus justru mengapresiasi tekad ketua umum FPMPA yang senantiasa berupaya untuk memperjuangkan paguyuban. Sebagai contoh, upaya dalam memperjuangkan agar paguyuban dimasukkan dalam Qanun.

Terkait ada atau tidak manfaat FPMPA sebagai wahana bersama biarkan Paguyuban lain yang menilai. Minimal dengan adanya forum ini hubungan silaturrahmi antar paguyuban dapat terbina.

Yang paling penting mari kita menghadapi semua dengan hati yang dingin dan tidak mengemukakan persoalan pribadi, dan senantiasa berdiskusi untuk menyelesaikan persoalan. Jangan sampai gara nila setitik rusak susu sebelanga.

Dikirim oleh Delky Nofrizal Qutni (Kabid Advokasi FPMPA/DPO HAMAS)
Komentar

Tampilkan

Terkini