-->

Yok Cari Tahu Kehidupan Gajah!!!

17 Agustus, 2016, 04.13 WIB Last Updated 2016-08-16T23:05:08Z

Tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA)
ACEH UTARA - Seekor gajah Sumatera membutuhkan air minum sebanyak 20-50 liter/hari. Ketika sumber-sumber air mengalami kekeringan, gajah dapat melakukan penggalian air sedalam 50-100 cm di dasar-dasar sungai yang kering dengan menggunakan kaki depan dan belalainya.

Demikian hal ini dijelaskan oleh pecinta satwa liar atau Tim Leader Conservation Response Unit (CRU) yang menangani gajah jinak Cot Girek, Aceh Utara, Ardiansyah atau Board, kepada LintasAtjeh.com, Selasa (16/8/2016).

"Gajah merupakan mamalia darat paling besar yang hidup pada zaman ini, sehingga membutuhkan wilayah jelajah yang sangat luas. Ukuran wilayah jelajah gajah Asia bervariasi antara 32,4 - 166,9 km2. Wilayah jelajah unit-unit kelompok gajah di hutan-hutan primer mempunyai ukuran dua kali lebih besar dibanding dengan wilayah jelajah di hutan-hutan sekunder," jelasnya.

Gajah juga membutuhkan garam-garam mineral, antara lain calcium, magnesium, dan kalium. Garam-garam ini diperoleh dengan cara memakan gumpalan tanah yang mengandung garam, menggemburkan tanah tebing yang keras dengan kaki depan dan gadingnya, dan makan pada saat hari hujan atau setelah hujan.

“Dari berbagai sumber yang saya pelajari, gajah juga membutuhkan habitat yang bervegetasi pohon untuk makanan pelengkap dalam memenuhi kebutuhan mineral kalsium guna memperkuat tulang, gigi, dan gading” ungkapnya.

Karena pencernaannya yang kurang sempurna, ia membutuhkan makanan yang sangat banyak yaitu 200-300 kilogram biomassa per hari untuk setiap ekor gajah dewasa atau 5-10% dari berat badannya. Gajah termasuk satwa yang sangat bergantung pada air, sehingga pada sore hari biasanya mencari sumber air untuk minum, mandi dan berkubang.

Gajah juga membutuhkan suasana yang aman dan nyaman agar perilaku kawin (breeding) tidak terganggu dan proses reproduksinya dapat berjalan dengan baik. Gajah termasuk satwa yang sangat peka terhadap bunyi-bunyian.

Oleh karena itu, penebangan hutan yang dilakukan oleh perusahaan HPHA diperkirakan telah mengganggu keamanan dan kenyamanan gajah karena aktivitas perusahaan dengan intensitas yang tinggi dan penggunaan alat-alat berat di dalamnya.

Di habitat alamnya, gajah hidup berkelompok (gregarius). Perilaku berkelompok ini merupakan perilaku sosial yang sangat penting peranannya dalam melindungi anggota kelompoknya. Besarnya anggota setiap kelompok sangat bervariasi tergantung pada musim dan kondisi sumber daya habitatnya terutama makanan dan luas wilayah jelajah yang tersedia.

"Jumlah anggota satu kelompok gajah Sumatera berkisar 20-35 ekor, atau berkisar 3-23 ekor," tambah Board diakhir perbincangannya dengan LintasAtjeh.com soal bagaimana kehidupan gajah Sumatera, dan sehubungan dengan Hari Gajah Sedunia yang diperingati beberapa hari lalu.[Chr]
Komentar

Tampilkan

Terkini