-->

Tgk. Syekhy: Bendera Itu, Sampai Kiamat Tidak Bisa Berkibar!

15 Desember, 2017, 11.16 WIB Last Updated 2017-12-15T04:16:45Z


BANDA ACEH - Seorang mantan kombatan GAM, Adi mengaku saat ini banyak sekali dari pihak kombatan bertengkar soal proyek dan banyak pengangguran. Hal ini sangat memprihatinkan karena kue perdamaian Aceh nyatanya tidak dinikmati oleh seluruh mantan kombatan GAM.

Kedepan harus diperhatikan dan jangan terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan. Atau seperti tahun kemarin, 5 tahun ke belakang dan 5 tahun ke depan dari pihak kombatan terjadi gejolak kontak tembak karena merasa tidak ada keadilan,” ungkap Adi saat mengikuti Forum Diskusi Grup FGMA, di Banda Aceh, Kamis (14/12/2017).

Yang saya lihat seperti diadu untuk menuntut keadilan. Aceh kedepan harus bersatu untuk membangun ekonomi jangan ada piha-pihak yang mengadu domba kombatan tidak untuk kepentingan politik,” harapnya.

Sementara Tgk. Sufaini Syekhy selaku Presiden FGMA mengatakan pada prinsipnya pemerintahan sekarang ini sudah dua periode dipimpin mastan petinggi Gam tapi rakyat belum ada kesejahteraan dan keadilan. Kita harap jangan lagi ada pihak-pihak yang mempersoalkan hal-hal yang tidak penting bagi rakyat karena kita sudah berdamai.

Bagaimana caranya? Kata Syekhy, dalam pemerintahan kedepan harus memperhatikan nasib-nasib kombatan agar ada pekerjaan. Seperti DI TII dulu, ada kesempatan menjadi TNI dan Polisi. Kenapa ketika berdamai justru anggota kombatan dilepas begitu saja, saya mengecam para petinggi itu.

Makanya, kata dia, saya buat FGMA ini untuk mendorong kembali pemerintah dan DPRA agar memperhatikan hal-hal demikian. Jangan dianggap, konflik hanya menimpa orang-orang Aceh saja tapi juga diluar Aceh. GAM, TNI, Polri ada yang korban. Dengan ada perdamaian pemerintah memikirkan agar menyatukan kedua belah pihak supaya tidak terpikir masalah konflik.

“Sedang masalah bendera ini (bintang bulan), sampai kiamat pun tidak akan bisa berkibar. Karena sudah ada komitmen dari awal ketika kita berdamai. Di dalam perjanjian itu sudah jelas kita kembali kepada NKRI dan diberi kesempatan mengatur Aceh dengan cara-cara kita sendiri (Otsus),” tegasnya.

Karenanya, Syekhy mengatakan bendera yang sesungguhnya (bintang bulan) tidak bisa kita kibarkan lagi karena sudah ada komitmen. Saya minta pertangungjawaban kepada petinggi ini untuk menyampaikan garis komandonya kepada masyarakat. Untuk meredam potensi konflik mari kita cari bendera yang lebih tepat dan sudah cocok yaitu “alam pedang pemersatu kita.

“Siapapun yang mengurus Aceh bisa memperhatikan rakyat dan jangan ada lagi perpecahan. Karena ketika kita sudah tidak ada keadilan dan lapangan kerja, bisa saja kembali kepada konflik. Maka pemerintah baik pemerintah pusat jangan bermain-main. Jakarta harus ambil tindakan kalau ada pembodohan kepada rakyat,” tegasnya.[*]

Komentar

Tampilkan

Terkini