-->


Peusaba Aceh Berharap Aceh Harus Banyak Belajar dari Hilangnya Negeri Arakan Rohingya

29 Juni, 2020, 15.42 WIB Last Updated 2020-06-29T09:14:01Z
LINTAS ATJEH | BANDA ACEH - Ketua Peusaba Aceh Mawardi Usman meminta Rakyat Aceh agar menjadikan kejadian yang menimpa kaum Rohingya yang jadi pengungsi di lautan dan juga tidak diakui sebagai warganegara manapun di dunia, sebagai pelajaran berharga.

"Ini semua terjadi sejak kerajaan Islam Arakan dikalahkan kerajaan Burma,  akibatnya segala peninggalan era Kesultanan Islam Arakan dimusnahkan baik itu mesjid, makam dan bangunan bersejarah serta situs bersejarah lainnya. Akibatnya bangsa Arakan kehilangan sejarah dari generasi ke generasi, dan kemudian menjadi pengungsi ditanahnya sendiri," ujar Mawardi kepada redaksi, Senin (29/06/2020).

Mawardi menambahkan, kalau jeli kita juga dapat melihat Singapura dalam sejarah Melayu. Singapura didirikan oleh Raja dari Dinasti Raja Melayu yang kemudian akibat serangan dari luar maka dinasti Melayu berpindah ke Malaka.

Sekarang Melayu adalah minoritas, di Singapura peninggalan era Melayu sudah lama hilang. Dalam tulisan terkenal Abdullah bin Abdulkadir Al Munsyi pada masanya ada ditemukan prasasti kuno di Singapura kemudian prasasti kuno dimusnahkan oleh pihak Inggris, demikian pemusnahan makam raja-raja di Malaka. 

Peusaba meminta Rakyat Aceh banyak belajar dengan baik kenapa sejak masa lalu hingga kini orang tua di Aceh mewarisi pada anak-anaknya sejarah Aceh. Karena dengan sejarah itulah maka akan bisa melindungi Aceh dari bahaya manapun yang mengancam Aceh Darussalam. 

"Bagaimana hari ini situs era Kesultanan Aceh Darussalam berusaha dilenyapkan dalam pembuatan proyek IPAL di Kawasan Makam Raja Aceh dan Ulama di Gampong Pande. Kemudian penghancuran situs Sultan Habib Jamalul Alam Badrul Munir Jamalullail terus saja dilakukan tanpa henti. Serta banyak lagi situs bersejarah yang telah dan hendak dimusnahkan di seluruh Aceh," ungkapnya.

"Jika mereka melenyapkan situs demi situs dan memusnahkan sejarah Aceh maka tak lama kemudian orang Aceh akan seperti Rohingya. Di Cok mandum ureung ramee di peuek jalo di tik lam laot raya Hana Nanggroe (di ambil semua rakyat dibuang ke laut raya tanpa negeri dan bangsa)," tandas Mawardi.[*/Red]
Komentar

Tampilkan

Terkini